Mereka bahkan membocorkan 82 kredensial karyawan PT KAI (Persero), hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, serta 50 kredensial data karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan KAI.
Pasca berhasil masuk mereka berhasil mengakses dashboard dari beberapa sistem PT KAI dan mengunduh data yang ada di dalam dashboard tersebut.
"Mereka mencuri ribuan kredensial karyawan dan pelanggan, serta menerima ransom sekitar 11,69 [koin] Bitcoin," jelas dia.
2. Targeting National Data Center oleh BrainCypher Group (Juni 2024)
Pada pertengahan tahun lalu, 282 instansi pemerintah yang datanya tersimpan di PDNS Surabaya mengalami gangguan layanan akibat ransomware Brain Cipher pada server Pusat Data Nasional (PDN). Awal mula kabar muncul akibat errornya aktivitas layanan pengecekan imigrasi.
"Pada Juni 2024, BrainCypher Group menggunakan 3.5 ransomware yang menargetkan National Data Center. Ini mempengaruhi sekitar 282 lembaga pemerintahan di Indonesia," ungkap Arthur.
3. Peretasan Indodax (September 2024)
Indodax, platform aset digital terbesar di Indonesia, menjadi korban serangan ransomware yang menyebabkan kerugian hingga US$22 juta.
"Selain itu [pada bulan yang sama], Anonymous Hacker seperti Bjorka membocorkan sekitar 6,6 juta data wajib pajak dari Ditjen Pajak dan mengklaim memiliki akses ke data pajak presiden," tutur dia.
Arthur bahkan menyebut pendekatan "Fight AI with AI" dapat menghadirkan keamanan siber yang lebih tangguh di era AI.
"Sehingga majority dari activities yang harus dilakukan oleh security analyst bisa dilakukan oleh system by automation. Itu yang paling penting."
(wep)