Logo Bloomberg Technoz

Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps.

Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg.

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 14,54 poin
  2. Bank Mandiri (BMRI) menekan 11,24 poin
  3. Bank Central Asia (BBCA) menekan 9,82 poin
  4. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 9,66 poin
  5. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 7,72 poin
  6. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 5,82 poin
  7. Chandra Asri Pacific (TPIA) menekan 5,17 poin
  8. Bayan Resources (BYAN) menekan 4,44 poin
  9. Bank Mega (MEGA) menekan 4,29 poin
  10. Bank Negara Indonesia (BBNI) menekan 2,94 poin

Adapun saham-saham kesehatan lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Brigit Biofarmaka Tbk (OBAT) drop 7,34%, saham PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA) ambles 4,13% dan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga terjebak di zona merah dengan ambles 3,16%.

Disusul oleh pelemahan saham konsumen primer, saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) yang terjun bebas 7,44%, saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP) anjlok 3,15%, dan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang melemah 2,59%.

Ambrolnya IHSG siang hari ini terseret sentimen wait and see terhadap agenda penting Bank Indonesia (BI) yang menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari. Besok, hasilnya akan diumumkan.

Satu yang ditunggu tentu pengumuman suku bunga acuan BI Rate. Apakah BI Rate akan kembali ditahan dalam RDG perdana 2025?

Sepertinya demikian. Konsensus Bloomberg yang melibatkan 38 institusi memperkirakan BI Rate tetap ditahan di 6% dalam RDG kali ini.

Seluruhnya memperkirakan begitu. Sepakat bulat, aklamasi, tidak ada dissenting opinion.

Dari sisi inflasi, sebenarnya sangat terkendali dan memungkinkan BI Rate untuk dipotong. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Tanah Air pada 2024 adalah 1,57%.

Ini adalah inflasi tahunan terendah dalam sejarah pencatatan. Indonesia kali pertama mencatat data inflasi pada 1958.

Atas Nama Rupiah

Namun ada faktor lain yang bisa membuat MH Thamrin gamang dalam memangkas BI Rate. Itu adalah nilai tukar rupiah.

Memasuki 2025, nilai tukar rupiah masih bergerak melemah. Sepanjang 2025, rupiah melemah 0,14% di hadapan dolar Amerika Serikat dan berada di atas level Rp 16.200/US$.

Pada tutup perdagangan hari ini, Selasa, US$ 1 setara dengan Rp16.265.

Mengutip catatan BI, investor asing mencatatkan jual bersih (Net Sell) Rp 4,38 triliun sepanjang 6-9 Januari.

Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan sepanjang semester I-2025 demi mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Selain mempertahankan suku bunga acuan, BI pun diperkirakan melakukan intervensi di pasar atas nama stabilitas rupiah.

(fad)

No more pages