Logo Bloomberg Technoz

Padahal batu bara adalah komoditas unggulan ekspor Indonesia. Sepanjang Januari-November 2024, nilai ekspor bahan bakar mineral (yang didominasi batu bara) tercatat US$ 36,08 miliar. Angka ini setara dengan 15,9% dari total ekspor non-migas. Jadi penurunan harga batu bara akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor.

Aktivitas pengangkutan komoditas batu bara di sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan. (Dok Bloomberg)

Kinerja Impor

Sementara itu, konsensus Bloomberg yang melibatkan 17 ekonom/analis menghasilkan median proyeksi pertumbuhan impor sebesar 4,7% yoy pada Desember 2024. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang November 2024 yang hampir stagnan 0,01% yoy.

Perbaikan impor sepertinya sejalan dengan pulihnya industri manufaktur. Sebab, lebih dari 90% impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal untuk keperluan industri dalam negeri.

Kebangkitan manufaktur terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI). S&P Global melaporkan PMI Indonesia pada Desember 2024 adalah 51,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,6.

PMI di atas 50 menunjukkan aktivitas manufaktur berada di zona ekspansi. Sebelumnya, PMI manufaktur Tanah Air berada di area kontraksi (di bawah 50) selama 5 bulan beruntun.

"Akibat peningkatan volume produksi dan pemesanan, sektor manufaktur Indonesia kembali positif pada Desember. Di tengah kondisi yang lebih baik, optimisme terhadap masa depan terjaga dan dunia usaha kembali menambah karyawan," sebut laporan S&P Global.

Dunia usaha, lanjut laporan S&P, juga menambah pembelian bahan baku. Inventori meningkat seiring dunia usaha menyongsong tahun yang baru.

Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, menyebut sektor manufaktur Ibu Pertiwi mengakhiri 2024 dengan catatan positif. Lebih lanjut, ada harapan bahwa tren positif ini bisa berlanjut seiring stabilitas kondisi makro ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.

"Akan tetapi, sesuatu yang kurang positif datang dari sisi harga, di mana tekanan meningkat sejak November. Meski inflasi secara umum terkendali, tetapi tren kenaikan harga perlu terus dipantau memasuki tahun yang baru," tegas Smith.

Pekerja beraktivitas di salah satu pabrik minuman instan di Cikupa, Banten, Selasa (5/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Neraca Dagang Surplus Lagi

Kemudian, konsensus Bloomberg yang melibatkan 18 analis/ekonom menghasilkan median proyeksi neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 3,8 miliar pada Desember 2024. Jika terwujud, maka turun ketimbang surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,37 miliar.

Jika terealisasi, maka neraca perdagangan Indonesia akan surplus selama 56 beruntun. Kali terakhir terjadi defisit adalah pada April 2020.

Meski surplus terjadi selama lebih dari 4 tahun, tetapi ini bukan rekor terpanjang. Surplus terpanjang pernah terjadi 152 bulan berturut-turut pada Juni 1995-April 2008.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai berlanjutnya surplus neraca dagang memberikan peluang tambahan devisa bagi Indonesia. Febrio memandang surplus perdagangan baik bagi ekonomi domestik dan mencerminkan perekonomian yang semakin terdiversifikasi.

“Karena kalau kita lihat kondisi ekonomi global masih menantang, apalagi belakangan kita melihat pelemahan perekonomian di Tiongkok,” tutur Febrio, beberapa waktu lalu.

Febrio juga menyebut capaian tersebut menjadi salah satu upaya perubahan struktur ekonomi RI untuk bertransformasi menjadi ekonomi yang bernilai tambah tinggi.

“Tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga tahun-tahun berikutnya,” katanya.

(aji)

No more pages