California Selatan saat ini mengalami kekeringan parah. Pola cuaca yang berujung pada deklarasi fenomena La Niña pada 9 Januari telah mengalihkan badai Pasifik dari California ke wilayah barat laut. Selain itu, pola tekanan atmosfer yang tidak biasa di sekitar Los Angeles telah menghalangi badai dingin yang biasanya datang dari Teluk Alaska. Wilayah ini belum mengalami hujan signifikan sejak April.
Para peneliti menyebut kekeringan berkepanjangan di musim dingin kemungkinan terkait dengan pemanasan lautan. Hal ini menyebabkan jet stream—aliran angin cepat yang memengaruhi cuaca di seluruh Amerika Utara—bergeser dari jalurnya yang biasa.
Namun, satu fenomena cuaca khas Los Angeles tetap terjadi tepat waktu, yakni angin musiman Santa Ana. Angin ini mendorong udara dari pedalaman melewati pegunungan California, menghangat dan mengering seiring pergerakannya ke arah pantai. Angin ini memperburuk kekeringan dengan membuat vegetasi di wilayah tersebut menjadi kering dan mudah terbakar. Pepohonan mati dan semak belukar di perbukitan sekitar Los Angeles yang kekurangan kelembapan kini menjadi bahan bakar sempurna bagi kebakaran. Ditambah lagi, angin kencang dengan kekuatan setara badai turut mempercepat penyebaran api.
Ancaman Baru
Embusan angin berkecepatan hingga 80 kilometer per jam sudah bergerak melintasi dataran tinggi dan lembah pedalaman di Ventura dan Los Angeles, di mana kondisi yang sangat kering diperkirakan akan menciptakan "kebakaran yang sangat kritis," kata Pusat Prediksi Cuaca AS.
Angin akan bertiup kencang setelah matahari terbenam, dengan embusan terkuat diperkirakan terjadi pada malam hari hingga Selasa (14/1/2025).
Angin kencang akan menghambat para petugas damkar untuk mengatasi kebakaran di Palisades dan Eaton, baik dari darat maupun udara. Hingga Senin pagi, kebakaran Eaton berhasil dipadamkan 33% dan kebakaran Palisades padam 14%. Lebih dari 92.000 penduduk masih berada di bawah perintah evakuasi.
(del)