Logo Bloomberg Technoz

Hilirisasi Tembaga, Pemerintah Diminta Tak Restui Ekspor Freeport

Mis Fransiska Dewi
14 January 2025 12:50

Peresmikan produksi Smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik, Senin (23/9/2024). (Tangkapan Layar Youtube Setpres)
Peresmikan produksi Smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik, Senin (23/9/2024). (Tangkapan Layar Youtube Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pemerintah disarankan untuk tidak melunak pada lobi-lobi perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dan melanjutkan kebijakan larangan ekspor komoditas tersebut untuk fokus pada program hilirisasi di dalam negeri.

Dalam kaitan itu, Center of Economic and Law Studies (Celios) mengingatkan bahwa Indonesia akan membutuhkan investasi US$6 miliar (sekitar Rp97,8 triliun) pada 2040 untuk membangun sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) dengan kapasitas 32 GWh.

Untuk mencapai target tersebut, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, tidak ada cara bagi pemerintah selain fokus pada hilirisasi; termasuk sektor pertambangan tembaga.

Salah satunya dengan konsisten pada kebijakan pelarangan ekspor konsentrat tembaga.

Seorang pekerja memantau operasi penambahan air ke konsentrat di kompleks pertambangan Grasberg milik Freeport di Papua./Bloomberg-Dadang Tri

“Keputusan untuk penghentian ekspor [konsentrat] tembaga pada 2025 sudah tepat. Jangan ada celah untuk kembali mengizinkan ekspor konsentrat tembaga yang bernilai tambah rendah,” ujarnya melalui laporan bertajuk Nexus Ambisi Nilai Tambah dan Tata Kelola Hilirisasi Tembaga Bauksit di Indonesia, dilansir Selasa (14/1/2025).