Bloomberg Technoz, Jakarta – Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) melaporkan hasil evaluasi terkait dengan implementasi mandatori B35—campuran 35% olahan minyak kelapa sawit dengan 65% solar — mengindikasikan penurunan performa mesin seiring dengan persentase biodiesel.
Ketua Umum Hinabi Giri Sakai mengungkapkan anggota asosiasi mengalami kerugian berupa kenaikan biaya perawatan atau maintenance sekitar 15%—20% per unit di sektor industri alat berat pertambangan, imbas implementasi mandatori B35.
“Sebulan sekitar Rp500.000 sampai Rp700.000 per unit vibrating roller. Hitungan ini hampir sama antara B35 dengan B40,” kata Giri saat dihubungi, Selasa (14/1/2025).
Giri menjelaskan kondisi itu disebabkan karena sifat biodiesel yang mengandung fatty acid methyl ester (FAME) memiliki nilai kalori lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar solar (B0).

Penggunaan kandungan biodiesel yang lebih tinggi pada mesin alat berat cenderung membutuhkan perawatan lebih intensif, terutama pada bagian filter bahan bakar untuk menghindari terjadinya clogging atau penyumbatan karena sifat biodiesel yang mudah mengikat air (higroskopis) dan mudah menggumpal.
Giri menyebut, dari sisi produsen atau manufaktur alat berat, sejumlah inovasi telah dilakukan dilakukan antara lain dengan mengimplementasikan penggunaan material yang lebih sesuai untuk komponen-komponen yang berhubungan langsung dengan sistem bahan bakar, sehingga lebih tahan terhadap penggunaan bauran biodiesel yang meningkat.
Saat ini pemerintah tengah melakukan masa transisi dari B35 yang telah berlaku sejak 1 Februari 2023 menjadi B40. Masa transisi merupakan periode untuk menghabiskan kapasitas B35 yang masih beredar di pasaran sebelum akhirnya menggunakan B40.
Penerapan B40 sejatinya telah terlaksana mulai 1 Januari 2025, tetapi baru akan sepenuhnya berlaku pada Februari 2025 karena masa transisi tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa implementasi B35 RI telah menghemat devisa sebesar US$ 7,78 miliar atau setara dengan Rp122,98 triliun. Di sisi lain, penurunan emisi pada B35 sebesar 34,56 juta ton CO2 sementara pada B40 meningkat menjadi 41,46 juta ton CO2.
(mfd/wdh)