Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal, rupiah memiliki level resistance yang menarik dicermati di kisaran Rp16.250/US$ dan selanjutnya Rp16.220/US$.

Rupiah sejatinya masih memiliki potensi penguatan optimis lanjutan seiring sentimen pasar ke resistance potensial di level Rp16.200/US$ dan Rp16.180/US$, meski terbatas peluangnya.

Hari ini, Kementerian Keuangan RI juga menggelar lelang perdana sukuk negara (SBSN) dengan target perolehan Rp10 triliun.

Kebangkitan mata uang Asia itu kemungkinan karena laporan yang menyebutkan, tim ekonomi Trump tengah membahas peningkatan tarif impor secara bertahap dari bulan ke bulan.

Itu menjadi pendekatan bertahap yang ditujukan untuk menaikkan daya tawar sembari membantu perekonomian terbesar itu menghindari lonjakan inflasi.

Laporan itu bersumber dari beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut. Salah satu gagasan yang diusung adalah, tarif impor akan dikenakan bertingkat antara 2% hingga 5% setiap bulan, yang akan bergantung pada otoritas eksekutif di bawah Undang-Undang International Emergency Economic Power Act.

Proposal kebijakan itu masih berada dalam tahap awal dan belum disampaikan pada Trump, menurut sumber Bloomberg.

Para penasihat di balik rencana tersebut di antaranya adalah calon menteri keuangan AS Scott Bessent, lalu Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hasset serta Stephen Miran yang dicalonkan memimpin Dewan Penasihat Ekonomi, menurut sumber Bloomberg.

(rui)

No more pages