Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa 14 Januari 2025, berpotensi bergerak melemah, menyusul tren turun yang terjadi di bursa saham AS setelah meredupnya spekulasi terhadap pengguntingan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan saham kemarin Senin (13/1/2025), IHSG ditutup di zona merah dengan mencatat pelemahan 71,98 poin (1,02%) dan menutup perdagangan di posisi 7.016.

Secara teknikal IHSG berpotensi melemah, searah dengan indeks global, dengan menuju area support trendline garis putih terdekatnya 7.000, yang tepat berada di antara dua support pada time frame daily dengan area level 6.980 dan 6.950.
Untuk resistance penguatan pertama berpotensi menuju level 7.050 sebagai target terdekat, dan ada resistance psikologis 7.100 sebagai target paling potensial selanjutnya.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Investor menjual saham-saham di pasar global bakal menyeret perdagangan IHSG dan bursa Asia, imbas sentimen suku bunga menyeret kegelisahan terhadap inflasi AS akan tetap tinggi dan The Fed harus mengurangi rencananya untuk menerapkan lebih banyak pelonggaran moneter guna mengatasinya.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, aksi jual dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang meredup.
Tim riset Phillip Sekuritas memaparkan, data pasar tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls (NFP), meredupkan harapan para investor mengenai pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) di awal tahun ini
Ekonomi AS menciptakan lebih dari seperempat juta lapangan kerja baru bulan lalu dan Tingkat Pengangguran di AS turun menjadi 4,1% dari 4,2% di bulan November, mencerminkan pasar tenaga kerja yang kuat.
“Para pelaku pasar sekarang memprediksi hanya ada sekali penurunan suku bunga sebesar 25 bps oleh Federal Reserve tahun ini, kemungkinan pada bulan September,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Data pasar tenaga kerja AS keluar lebih baik dari ekspektasi sehingga mendorong lebih jauh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve).
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, sesuai perkiraan, strong employment data di AS berdampak negatif ke IHSG. Pasalnya kondisi tersebut meningkatkan capital outflow dari pasar modal Indonesia, setidaknya dalam jangka pendek.

Dari sisi Teknikal, “Pasca pullback lebih dari 1% di Senin, IHSG rawan lanjutkan pelemahan ke kisaran level psikologis 7.000 di Selasa,” mengutip riset Phintraco.
Selanjutnya, pasar akan mencermati rilis data Inflasi Harga Produsen di AS yang diperkirakan naik ke 3,2% yoy di Desember 2024 dari 3% di November 2024. Kondisi ini diyakini semakin memperkuat kebijakan less-aggressive oleh The Fed.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ICBP, MDKA, BRIS, HRUM dan TAPG.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, belum ada perubahan signifikan pada pergerakan IHSG setelah tertahan di dekat area resisten MA–20.
“Trend masih bearish, waspadai potensi penurunan lebih dalam jika IHSG kembali turun di bawah support 6.931,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Selasa (14/1/2025).
BRI Danareksa juga memberikan catatan IHSG akan berada di support potensial 6.993. Sementara target resisten di 7.134.
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, EXCL, KIJA, SCMA, dan SMIL.
(fad/aji)