Tidak hanya Indonesia, China juga masih menggenjot produksi batu bara. Tahun ini, China Coal Transportation and Distribution Association memperkirakan produksi batu bara Negeri Tirai Bambu tumbuh 1,5% menjadi 4,82 miliar ton. Tahun lalu, produksi batu bara China naik 0,8% ke 4,75 miliar ton.
Analisis Teknikal
Bagaimana dengan perkiraan harga batu bara hari ini? Apakah masih bisa naik lagi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 15,47.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bearish. Kalau di bawah 30, maka artinya sudah jenuh jual (oversold).
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 80,03. Sudah di atas 80, yang berarti jenuh beli (overbought).
Harga batu bara sejatinya masih berpeluang naik, meski relatif terbatas. Target resisten terdekat adalah US$ 116/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 120/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat adalah US$ 113/ton. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga batu bara turun lagi menuju US$ 107/ton.
(aji)