Ia dianugerahi penghargaan Légion d'honneur Prancis dengan pangkat perwira pada tahun 2012 dan telah menjadi anggota ICJ sejak tahun 2018. Ia diangkat sebagai kepala pengadilan tahun lalu, meskipun saat ini diperkirakan akan mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Salam akan dihadapkan dengan tugas berat untuk membentuk pemerintahan baru yang diharapkan bisa melaksanakan reformasi yang diminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membuka paket bantuan senilai US$3 miliar serta bantuan internasional.
Kabinet yang baru juga akan mengawasi pemilihan parlemen yang dijadwalkan tahun depan dan melaksanakan implementasi perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang mengakhiri perang dua bulan dengan Hizbullah akhir tahun lalu.
Israel melumpuhkan Hizbullah secara signifikan selama serangan intens melalui udara dan darat yang berlangsung lebih dari dua bulan, menewaskan pemimpin kelompok tersebut Hassan Nasrallah, dan menguras persediaan senjata mereka.
Hal ini membatasi kemampuan organisasi tersebut, yang juga merupakan partai politik yang memegang pengaruh signifikan di parlemen, untuk menyabotase proses pemilihan umum.
Para anggota parlemen Hizbullah menahan diri untuk tidak memberikan suara bagi kandidat mana pun setelah Salam meraih suara mayoritas dan mengatakan bahwa mereka menuntut sebuah pemerintahan yang berdasarkan konsensus nasional.
"Reaksi pasar akan lebih mendukung penunjukan Salam karena hal ini sangat sesuai dengan skenario investasi yang populer bahwa Lebanon sedang menjauh dari dominasi Hizbullah, dan demikian juga dari Iran," ujar Mark Bohlund, analis riset kredit senior di REDD Intelligence.
"Salam akan berada dalam posisi yang lebih siap untuk menggalang dukungan keuangan eksternal."
Eurobonds Lebanon, yang gagal dibayar oleh negara tersebut selama puncak krisis keuangan pada tahun 2020, telah menguat dalam beberapa minggu terakhir, di mana para trader bertaruh bahwa Hizbullah yang lebih lemah berarti hambatan utama bagi reformasi telah disingkirkan dan Lebanon bisa melihat para dermawan lamanya membantu lagi.
Namun, para anggota parlemen yang telah berselisih mengenai cara mengatasi krisis masih berada di parlemen dan memiliki pengaruh untuk memblokir keputusan. Lebanon masih perlu merombak neraca bank sentralnya dan para pemberi pinjaman lokal menghadapi masalah utang sebesar US$80 miliar.
(bbn)