Tarif Trump Disebut akan Bertahap, Valuta Asia Hijau Pagi Ini
Ruisa Khoiriyah
14 January 2025 08:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Asia di pasar spot pada Selasa pagi kompak menguat mengalahkan dolar Amerika Serikat (AS) menyusul keluarnya laporan yang menyebut tim ekonomi di belakang Presiden AS terpilih Donald Trump tengah menggodok rencana kenaikan tarif secara bertahap demi menghindari lonjakan inflasi di negeri itu.
Kabar itu sontak meluruhkan reli dolar AS. Mayoritas mata uang Asia hijau pagi ini dipimpin oleh ringgit yang naik nilainya 0,27% terhadap dolar AS, lalu won Korsel juga menguat 0,27%, baht 0,24%, yuan offshore juga menguat 0,06% juga dolar Hong Kong naik tipis 0,01%. Hanya dolar Singapura yang masih tertekan sedikit 0,01% pagi ini.
Indeks Bloomberg Dollar Spot juga tercatat langsung turun 0,4%, penurunan terbesar sejak 6 Januari lalu. Juga menjadi penurunan pertama kali dalam enam hari perdagangan terakhir di mana the greenback mayoritas dikalahkan oleh mata uang G-10.
Indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan dolar AS melawan enam mata uang utama dunia, pagi ini dibuka melemah 0,35% ke level 109,56.
Kebangkitan mata uang Asia dan mata uang G-10 itu terutama karena kemunculan laporan Bloomberg pagi ini yang menyebutkan, tim ekonomi Trump tengah membahas peningkatan tarif impor secara bertahap dari bulan ke bulan. Itu menjadi pendekatan bertahap yang ditujukan untuk menaikkan daya tawar sembari membantu perekonomian terbesar itu menghindari lonjakan inflasi.