Meski demikian, saat ini antara keduanya terlihat masih ada ganjalan. McCarthy mengatakan pertemuan itu tidak mencapai satu kemajuan terkait plafon utang karena kedua kubu tetap mempertahankan posisi masing-masing
"Saya tidak melihat ada langkah baru apapun," ujar McCarthy kepada wartawan.
Pertemuan di Gedung Putih ini terjadi beberapa jam setelah kedua kubu menegaskan tidak berniat membuat perpanjangan batas utang untuk jangka pendek, yang bisa merupakan solusi terbaik.
Pasar pun memperlihatkan tekanan sementara batas waktu akhir semakin mendekat dan kebuntuan dalam pertemuan di Gedung Putih ini kemungkinan memiliki dampak lanjutan.
Pernyataan McCarthy berpotensi meningkatkan kegelisahan para investor sebelum tanggal 1 Juni yang disebut Menteri Keuangan Janet Yellen sebagai tenggat waktu AS akan gagal bayar karena dana sudah habis.
Situasi ini berbeda dengan kebuntuan terkait utang yang terjadi pada 2011, ketika itu S&P 500 turun lebih dari 16% dalam waktu lima minggu sebelum keputusan peningkatan plafon utang diambil pada tanggal 2 Agustus. S&P akhirnya menurunkan rating utang AS pada tanggal 5 Agustus tahun itu.
Pemimpin Partai Republik di Senat Mitch McConnel memperkirakan bahwa AS tidak akan gagal bayar utang, dan tiga anggota partai Demorat yang hadir dalam pertemuan itu meminta agar plafon utang tidak dijadikan alat tawar-menawar. Namun, McCarthy belum mau berkomitmen bahwa AS tidak akan gagal bayar utang.
Ketua Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan bahwa McCarthy menyandera ekonomi AS karena menuntut pemotongan besar-besaran dalam program-program nasional.
"Memang ada perbedaan besar antara kedua partai," ujar Schumer.
Akan tetapi perundingan antara para staf nanti bisa menghasilkan langkah yang bertujuan menyelamatkan wajah kedua kubu. Gedung putih bisa menyebutknya sebagai kesepakatan anggaran "terpisah" sementara McCarthy dan GOP, yang menuntut pemotongan anggaran besar-besaran sebagai imbalan persetujuan plafon utang baru, bisa menyebutnya sebagai satu kemenangan.
DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik bulan lalu meloloskan rancangan Undang-undang yang akan menaikan plafon utang sebesar US$1,5 triliun tetapi anggaran harus dipotong US$4,8 triliun dalam waktu 10 tahun.
RUU itu memuat prioritas program andalan partai Republik seperti mencabut subsidi energi terbarukan yang diterapkan oleh Biden tahun lalu.
Gedung Putih mengatakan hanya akan menerima kenaikan plafon utang tanpa ikatan apapun, meski Biden juga terbuka dengan pembicaraan terpisah soal anggaran tahun fiskal 2024.
(bbn)