Logo Bloomberg Technoz

Tidak hanya IHSG, nyaris keseluruhan Bursa Asia juga terbenam di zona merah. PSEI (Filipina), dan TW Weighted Index (Taiwan) jadi yang paling parah dengan ambles 2,36% dan 2,28%.

Bursa Saham Asia lain yang juga menapaki jalur merah, menyusul SENSEX (India), KLCI (Malaysia), Kospi (Korea Selatan), SETI (Thailand), Hang Seng (Hong Kong), CSI 300 (China), Straits Time (Singapura), dan Shanghai Composite (China), yang terpangkas amat signifikan dengan masing-masing drop 1,36%, 1,05%, 1,04%, 1,01%, 1,01%, 0,0,27%, 0,26%, dan 0,25%

Indeks KOSPI Korea Ambles di Senin 13 Januari 2025 (Bloomberg)

Sementara itu, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan Shenzhen Comp (China) menguat dengan kenaikan 0,42%, dan 0,66%.

Sentimen yang mewarnai laju Bursa Asia hari ini datang dari global yang semakin meningkat ketidakpastiannya akan momen pemangkasan suku bunga The Fed di 2025.

Tanda-tanda inflasi Amerika Serikat dalam data yang akan dirilis minggu ini akan makin terlihat, di mana laporan inflasi Harga Konsumen dirilis pada Rabu, setelah data non-Farm Payrolls melesat pada Jumat.

Data-data Ketenagakerjaan AS pada Desember meningkat paling tinggi dalam sembilan bulan dan tingkat pengangguran secara tak terduga turun, menyudahi satu tahun ketahanan pasar tenaga kerja.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data ini mendukung gagasan suku bunga AS mungkin akan tetap dipertahankan di masa mendatang, prospek yang disarankan oleh beberapa pejabat The Fed selama seminggu.

Hal ini menyeret pendekatan hati-hati Bank Sentral dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan.

Inflasi masih membutuhkan waktu untuk kembali ke target 2%, prospek kebijakan moneter menjadi lebih rumit –ditambah lagi dengan agenda ekonomi Presiden Terpilih Donald Trump.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

“Langkah terakhir menuju stabilitas harga dihambat oleh inflasi yang masih ‘lengket’ dan tantangan di sepanjang jalan,” kata Quincy Krosby dari LPL Financial baru-baru ini.

Bank of America Corp., yang sebelumnya memperkirakan dua pemangkasan suku bunga seperempat poin tahun ini, tidak lagi memperkirakan penurunan suku bunga. Mereka mengatakan ada risiko bahwa langkah selanjutnya adalah kenaikan suku bunga. 

“Investor mungkin ingin mempersiapkan diri untuk lebih banyak volatilitas karena pasar mengalibrasi ulang ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit,” kata Gina Bolvin dari Bolvin Wealth Management Group.

(fad)

No more pages