Logo Bloomberg Technoz

Dolar Mengamuk, Rupiah Bisa Menuju Rp17.000/US$

Ruisa Khoiriyah
13 January 2025 16:45

Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiahdi Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiahdi Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketangguhan ekonomi Amerika Serikat (AS) ditambah akan segera berjalannya rezim baru di bawah Presiden terpilih Donald Trump yang akan dilantik pada akhir bulan ini, dengan sejumlah rencana kebijakan tarif impor, diperkirakan akan menjadi 'obat kuat' yang akan semakin melejitkan pamor dolar AS ke depan.

Keperkasaan dolar AS yang seolah tak terbendung, potensial menjatuhkan nilai rupiah makin dalam. Hari ini, rupiah akhirnya ditutup terperosok 0,56% di level Rp16.275/US$ di pasar spot, menjadi mata uang Asia dengan pelemahan terdalam ketiga. Dalam perdagangan intraday rupiah bahkan sempat ambles ke Rp16.285/US$.

Ancaman pelemahan nilai tukar rupiah ini kemungkinan akan berlanjut bukan hanya untuk satu-dua hari saja menyusul perkiraan bahwa keperkasaan dolar AS belum akan terhenti dalam waktu dekat.

Bank investasi besar, Goldman Sachs Group Inc., baru saja merilis prediksi terbaru mereka tentang prospek the greenback. Dalam catatannya, seperti dilansir dari Bloomberg, Goldman memperkirakan dolar AS berpotensi menguat dalam setahun ke depan sekitar 5%. 

“Kami memperkirakan dolar akan menguat sekitar 5% pada tahun mendatang karena realisasi tarif baru dan kinerja AS yang terus berlanjut,” tulis ahli strategi termasuk Kamakshya Trivedi dalam sebuah catatan. Bahkan dengan peningkatan ini, “kami masih melihat risikonya cenderung mengarah pada penguatan dolar.”