Bloomberg Technoz, Jakarta - Turbulensi pesawat menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi banyak penumpang. Meskipun sering terjadi saat cuaca buruk, ternyata turbulensi juga bisa terjadi pada saat cuaca cerah. Ini menunjukkan bahwa turbulensi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan tanpa peringatan sebelumnya. 

Pada umumnya, turbulensi dalam penerbangan dipicu oleh berbagai faktor, seperti pegunungan, badai, dan arus jet stream yang kuat.

Beberapa rute penerbangan di dunia dikenal memiliki frekuensi turbulensi yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Berdasarkan laporan dari CNN yang mengutip informasi dari situs pelacak Turbli.com, pegunungan Andes di Amerika Selatan dan Pegunungan Himalaya di Asia adalah wilayah dengan tingkat turbulensi yang signifikan.

Data yang dihimpun dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional serta Kantor Meteorologi Inggris menunjukkan bahwa rute penerbangan tertentu lebih rentan terhadap turbulensi.

Mengapa Turbulensi Terjadi?

Turbulensi dalam penerbangan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi geografi hingga cuaca ekstrem. Pegunungan besar seperti Andes dan Himalaya dapat mengganggu aliran udara, menciptakan pola turbulensi yang cukup signifikan.