"Ternyata memang lebih cepat seperti social media, pembuatan artikel itu jauh lebih cepat," sambungnya.
Kedua, soal AI bisa membuat produk yang sekarang bukan hanya lebih cepat melainkan semakin canggih? Willson mengatakan soal hal ini belum bisa dipastikannya.
Ketiga, soal ChatGPT ini digunakan oleh banyak perusahaan dengan potensi membuat market baru. Hal ini kata dia juga masih harus diteliti.
Sampai saat ini, East Ventures sendiri masih terus melakukan observasi terhadap perangkat dan alat yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.
"Jadi untuk sekarang kita masih mengobservasi tools yang membuat pekerjaan lebih mudah tapi ketika tools tersebut membuat pekerjaan lebih mudah pastinya, akan ada lapangan pekerjaan yang hilang impactnya kita masih belum tahu," kata dia.
Meski kehadiran ChatGPT diklaim bisa gantikan tenaga manusia dan mengurangi lapangan pekerjaan, Willson menilai tidak serta-merta menganggap produk teknologi tersebut buruk. Oleh karena itu hal ini menjadi tantangan bagi manusia untuk makin meningkatkan kemampuan agar tak kalah dengan kemampuan perkembangan teknologi dewasa ini.
"Produknya jelek? Tidak juga karena teknologi berkembang terus. Artinya setiap orang harus mengedukasi dirinya supaya skill-nya bertambah," tutupnya.
(sda/ezr)