Logo Bloomberg Technoz

“Meskipun harga litium saat ini turun, Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih keuntungan jangka panjang jika bisa mengembangkan sektor baterai dan EV secara efektif, memanfaatkan kondisi oversupply litium sebagai peluang,” tutur Rizal.

Tantangan Eksplorasi

Di sisi lain, Indonesia saat ini bukan merupakan negara penghasil litium karena belum eksploitasi cadangan litium di Indonesia. Menurut Rizal, Indonesia masih berada dalam tahap awal eksplorasi litium dan potensi keterdapatan baru berada pada indikasi.

Hal ini menunjukkan masih ada ketidakpastian mengenai jumlah dan kualitas cadangan yang ditemukan.

Bagi rencana pembangunan pabrik baterai EV, kondisi ini akan berdampak positif karena harga litium yang murah berbanding lurus dengan harga produk yang jauh lebih murah.

Namun, anjloknya harga litium juga berdampak terhadap kegiatan eksplorasi yang berpengaruh pada keputusan investasi dalam eksplorasi di Indonesia.

“Karena harga yang rendah dapat mengurangi daya tarik proyek-proyek pengembangan litium domestik,” ucap Rizal.

Menurut data Asian Metal Inc, harga lithium cobaltate di China dalam 30 hari terakhir turun 0,15%  pada Senin (13/1/2025). Dalam 90 hari terakhir angka ini jauh lebih tinggi yakni turun 0,55%% sedangkan satu tahun terakhir turun 10,34%.

Sementara itu, Litium Metal di China dalam 30 hari terakhir turun 1,17% sedangkan 90 terakhir minum 2,02% dan satu tahun anjlok 15,58%.

Harga litium telah anjlok sejak akhir 2022 karena kelebihan pasokan dan pertumbuhan permintaan kendaraan listrik yang lebih lambat dari perkiraan.

Penurunan tersebut mengakibatkan beberapa kapasitas penambangan dihentikan, tetapi sebagian besar analis masih melihat surplus tahun ini, meskipun mereka memperkirakan surplus tersebut akan lebih kecil daripada 2024.

Benchmark Mineral memperkirakan harga litium karbonat Asia Utara sebesar US$10.400 per ton tahun ini, sama seperti pada akhir 2024, menurut harga Fastmarkets. Rata-rata dari empat estimasi analis untuk tahun depan mencapai US$10.685.

Di sisi permintaan, prospek pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang tidak menentu, khususnya di Amerika Serikat (AS) mengingat antusiasme Presiden terpilih Donald Trump terhadap bahan bakar fosil, juga tampaknya akan menyeret harga litium.

BloombergNEF menurunkan perkiraannya untuk kendaraan listrik yang akan mencapai 48% dari penjualan mobil penumpang baru di AS pada akhir dekade ini menjadi hanya sepertiga setelah kemenangan telak Partai Republik dalam pemilihan umum November 2024.

Proyeksi Harga Litium pada 2025 menurut berbagai lembaga:

  • ⁠Benchmark Mineral Intelligence :  US$10.400/ton
  • Macquarie : US$10.775/ton
  • S&P Global : US$10.566/ton
  • UBS : US$11.000/ton

(mfd/wdh)

No more pages