Logo Bloomberg Technoz

RI Masuk BRICS, Kilang Tuban Tetap Akan 'Dicampakkan' Rusia

Redaksi
13 January 2025 10:40

Kompleks Kilang Vadinar dioperasikan oleh Nayare Energy Ltd., dimiliki bersama oleh Rosneft Oil Co. dan Trafigura Group Pte.(Dhiraj Singh/Bloomberg)
Kompleks Kilang Vadinar dioperasikan oleh Nayare Energy Ltd., dimiliki bersama oleh Rosneft Oil Co. dan Trafigura Group Pte.(Dhiraj Singh/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) menilai masuknya Indonesia ke BRICS, hingga terbukanya peluang impor minyak Rusia, tetap tidak akan membawa kepastian nasib investasi Kilang Tuban oleh PJSC Rosneft.

Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal menyebut proyek Grass Root Refinery (GRR) di Jawa Timur itu masih akan tersandera ketidakjelasan keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) Rosneft Singapore Pte Ltd.

Enggak berpengaruh sih [dengan Indonesia masuk ke BRICS]. Posisinya akan tetap sama, karena mereka [perusahaan migas Rusia] memang lagi fokus ke negara masing-masing. Si Rosneft pun juga lagi pusing untuk membantu negaranya juga,” ujarnya saat dihubungi, Senin (13/1/2025).

Grass root refinery (GRR) Tuban./dok. PT Pertamina Rosneft

GRR Tuban, yang menelan investasi Rp238,5 triliun, telah lama terkatung-katung akibat Rosneft tidak kunjung memberikan kepastian FID dengan PT Pertamina (Persero) untuk melanjutkan proyek kilang raksasa berkapasitas olah minyak mentah 300.000 barel per hari itu.

Rosneft menjadi salah satu perusahaan migas Rusia yang terimbas sanksi dari negara-negara Barat imbas invasi terhadap Ukraina sejak awal 2022; yang menyasar pada akses pendanaan, teknologi, hingga jasa konstruksi kilang.