"Meski demikian, pasar menunjukkan daya tahan yang kuat, dengan Bitcoin mencatat kenaikan kapitalisasi sebesar 123,4% pada 2024, didukung oleh persetujuan ETF spot, Bitcoin Halving, dan optimisme terhadap regulasi pro-kripto dari pemerintahan Trump," jelas Riekan ketika dihubungi pada kesempatan berbeda oleh Bloomberg Technoz.
Lebih lanjut, Rieka menuturkan, data terbaru menunjukkan klaim pengangguran awal di Amerika Serikat (AS) turun menjadi 201 ribu pada awal Januari 2025, terendah sejak Januari 2024. Kondisi ini pula membuat pasar tenaga kerja yang lebih ketat dapat meningkatkan inflasi berbasis permintaan, sehingga The Fed mungkin mengambil langkah lebih agresif dalam kebijakan suku bunga.
"Klaim pengangguran awal secara tak terduga turun dari 211 ribu (minggu yang berakhir pada 28 Desember) menjadi 201 ribu (minggu yang berakhir pada 4 Januari), terendah sejak 187 ribu pada Januari 2024. Kondisi pasar tenaga kerja yang lebih ketat dapat mendorong pertumbuhan upah, yang memicu belanja konsumen dan inflasi yang didorong oleh permintaan. Prospek inflasi yang lebih tinggi akan mendukung jalur suku bunga Fed yang lebih agresif," tuturnya.
Selain itu, imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga meningkat ke 4,730%, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap suku bunga yang lebih tinggi. Hal ini memberikan tekanan pada Bitcoin, yang secara teknikal menunjukkan momentum bearish dengan RSI harian di level 47, di bawah ambang netral 50.
Bitcoin kini menguji level support di US$92.493. Jika terjadi pemulihan dan harga berhasil ditutup di atas US$100.000, peluang untuk menguji level tertinggi sepanjang masa di US$108.353 kembali terbuka.
Strategi DCA: Kunci Investasi Saat Pasar Terkoreksi
Dalam menghadapi volatilitas harga kripto, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) menjadi salah satu pendekatan yang populer di kalangan investor.
DCA adalah strategi investasi dengan membeli aset secara berkala dalam jumlah tertentu, tanpa memperhatikan harga pasar saat itu. Dengan cara ini, CEO Indodax, Oscar Darmawan meyakini investor dapat mengurangi risiko akibat fluktuasi harga yang tajam.
"Di sisi lain, kami melihat beberapa investor justru memanfaatkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk membeli aset kripto secara bertahap, terutama saat harga sedang terkoreksi," terangnya.
Meski begitu, tak luput ia juga menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap pasar kripto. Sebagai platform bursa aset kripto, Indodax sebutnya terus mendorong pengguna untuk memahami risiko yang ada sebelum mengambil keputusan investasi.
Namun, Oscar juga optimistis bahwa minat investor terhadap aset kripto akan terus meningkat seiring berkembangnya adopsi institusional dan inovasi produk kripto. Dengan strategi yang tepat, investor dapat memanfaatkan momentum pasar untuk meraih potensi keuntungan.
"Jika investor institusi dan retail terus menunjukkan minat, momentum ini bisa membawa Bitcoin kembali ke jalur bullish," terangnya.
Di samping itu, VP PR & Marketing Tokocrypto Rieka Handayani juga menekankan pentingnya strategi investasi yang bijak di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Oleh karena itu, investor disarankan untuk memperhatikan indikator teknikal dan data makroekonomi yang dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.
Faktor-faktor seperti arus masuk ETF, kebijakan moneter The Fed, dan inisiatif seperti Strategic Bitcoin Reserve akan menjadi kunci dalam menentukan arah pasar.
"Di tengah sentimen bearish ini, pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan indikator-indikator kunci yang dapat memberikan petunjuk arah pergerakan harga selanjutnya."
"[..] Sebaliknya, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan pertumbuhan upah yang lebih rendah dapat memicu kembali taruhan pada suku bunga Fed pada bulan Maret, mendorong BTC menuju rekor tertingginya di US$108.231," jelasnya.
Pengawasan Aset Kripto Resmi Beralih ke OJK
Sebagaimana perlu diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengambil alih tugas pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mulai 10 Januari 2025.
Menurut Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 20/SEOJK.07/2024, regulasi baru ini mencakup tata cara perdagangan aset kripto, evaluasi daftar aset, hingga rencana bisnis penyelenggara perdagangan aset digital.
"Pengawasan oleh OJK harus diiringi dengan upaya menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan. Ini termasuk edukasi bagi masyarakat, pengembangan infrastruktur teknologi, serta insentif untuk inovasi," ungkap CMO Tokocrypto, Wan Iqbal dalam keterangannya.
Di samping itu, ia menyatakan bahwa pengawasan oleh OJK adalah langkah maju yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor kripto. Selain itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi erat antara regulator dan pelaku industri untuk menciptakan regulasi yang mendorong inovasi tanpa mengabaikan perlindungan konsumen.
"Transisi ini tentu membutuhkan waktu, terutama dalam hal penyesuaian teknis dan operasional. Namun, kami percaya bahwa dengan dukungan dari regulator dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, tantangan ini dapat diatasi," tuturnya.
Sebagai catatan, Bitcoin sempat bertahan sejenak pada level US$100.000-an dengan puncak tertinggi selama satu minggu terakhir di US$102.290, dikutip dari data CoinGecko, Senin (13/1/2024).
Bitcoin memperpanjang kerugian dimana laporan Institute for Supply Management yang lebih baik dari perkiraan tentang penyedia layanan AS, termasuk ukuran harga yang dibayar, mencapai level tertinggi sejak awal 2023.
Sebagian besar token utama lainnya juga turun, seperti Ethereum turun 1,8% dalam satu minggu kebelakang. XRP turun tipis 0,2%, Dogecoin dan Cardano ambles dalam masing-masing 4,8% dan 8,1%.
Pada awal pekan lalu, data dana yang diperdagangkan di bursa tradisional AS dengan underlying Bitcoin mengalir di kisaran US$987 juta.
Reli panjang kenaikan Bitcoin kehabisan energi pada pertengahan bulan Desember lalu, dengan para investor memilih profit taking. Optimisme bahwa Gedung Putih yang pro-kripto di bawah Trump akan mendorong rezim yang mendukung di AS sebelumnya telah membantu mengangkat token ke level tertinggi sepanjang masa di US$108.315 pada bulan Desember.
(ain)