Namun, terlepas dari lampu hijau Prabowo, yang dilaporkan Bloomberg bulan lalu, Menperin Agus Gumiwang memutuskan untuk tetap melarang penjualan iPhone 16 dalam negosiasi minggu lalu.
Agus mengatakan pada Amman dan delegasi Apple bahwa perusahaan AS tersebut perlu memenuhi peraturan lokal yang mengharuskan mereka memproduksi sebagian iPhone atau komponen iPhone di dalam negeri.
Informasi dari orang-orang yang meminta tidak disebutkan namanya karena membahas masalah sensitif, menunjukkan adanya dinamika kekuasaan internal yang terjadi dalam pemerintahan Prabowo.
Hal ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan global yang ingin menjangkau konsumen yang sangat besar di negara-negara berkembang, tetapi harus berhadapan dengan politik lokal yang bergejolak dan semakin nasionalis.
Perwakilan Apple tidak merespons permintaan memberikan komentar terkait kabar ini. Kantor Presiden dan juru bicara Kemenperin juga menolak berkomentar.
Prabowo menyambut baik proposal yang diajukan Apple, yang juga mencakup dana untuk mendirikan pabrik di Bandung guna membuat berbagai jenis aksesori, setelah diberi penjelasan tentang hal tersebut pada akhir bulan lalu.
Pada pertemuan itu, Prabowo memberikan lampu hijau untuk menerima tawaran Apple, dan mendesak kabinetnya untuk mendapatkan lebih banyak investasi di masa mendatang.
Prabowo meminta Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memimpin dan menyelesaikan kesepakatan tersebut, tetapi Menperin Agus kukuh agar Apple memenuhi syarat produksi lokal sebelum larangan tersebut dicabut. Kemenko Perekonomian juga enggan berkomentar.
Sekarang, tim teknis Agus menangani negosiasi, yang dipimpin oleh Setia Darta, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik Kemenperin. Agus juga menerapkan aturan impor kontroversial awal tahun lalu yang membuat marah perusahaan domestik dan asing karena aturan itu membatasi impor ribuan produk, mulai dari Macbook hingga ban mobil.
Meskipun Nick Amman telah meninggalkan Indonesia, anggota timnya yang lain masih berada di Jakarta untuk kembali bernegosiasi.
Tarik menarik antara Apple dan pemerintah RI menjadi sorotan karena Indonesia berusaha menekan perusahaan-perusahaan internasional agar meningkatkan produksi dalam negeri sebagai upaya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan industri dalam negeri.
Para kritikus mengatakan bahwa taktik yang begitu keras oleh Indonesia berisiko menghalangi perusahaan lain meningkatkan ekspansi mereka atau membangun jejak bisnis mereka di negara ini, terutama yang ingin melepaskan diri dari China.
Dengan menawarkan untuk berinvestasi di Indonesia, Apple berusaha mendapatkan akses yang tidak terbatas ke 278 juta konsumen Indonesia, di mana lebih dari separuhnya berusia di bawah 44 tahun dan melek teknologi.
(bbn)
