Logo Bloomberg Technoz

Malaysia adalah produsen CPO terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Indonesia. Jadi perkembangan di Malaysia, dalam hal ini pasokan yang berkurang, akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.

Perkembangan harga minyak nabati lainnya juga berdampak terhadap harga CPO. Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) naik 0,88%. Sedangkan di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) meroket 3,23%.

Saat harga minyak kedelai makin mahal, maka keuntungan untuk beralih ke CPO akan meningkat. Maklum, kedua komoditas ini bisa saling menggantikan.

Perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Barat./Bloomberg-Muhammad Fadli

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana dengan prediksi harga CPO minggu ini? Apakah bisa hijau lagi atau berbalik merah?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih menghuni zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 41,46. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 37,45. Menempati area jual (short) yang bahkan lumayan kuat.

Namun rasanya harga CPO masih bisa naik minggu ini. Target resisten ada di MYR 4.692/ton yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 4.763/ton bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target support ada di MYR 4.096/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga CPO ke arah MYR 3.826/ton.

(aji)

No more pages