Logo Bloomberg Technoz

Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS, Saat mata uang Negeri Adikuasa terapresiasi, maka emas akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun naik ke atas 5%. Ini menjadi kali pertama dalam lebih dari setahun terakhir.

Emas juga berstatus sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non–yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat yield tinggi, karena emas tidak menghasilkan pendapatan tetap.

“Ketahanan harga emas cukup impresif, karena terjadi di tengah penguatan dolar AS dan kenaikan yield. Kenaikan harga emas sepertinya disebabkan oleh faktor lain seperti risiko perang dagang, risiko tekanan inflasi, dan utang pemerintah AS,” kata Ole Hansen Head of Commodities Strategy di Saxo Bank, seperti dilansir Bloomberg News.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas pekan ini? Apakah masih kuat menanjak lagi?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas mantap bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,2. RSi di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish.

Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 23,9. Menghuni area jual (short) yang bahkan cukup kuat.

Dengan demikian, bukan tidak mungkin harga emas akan terpangkas minggu ini. Maklum, kenaikannya memang sudah lumayan tinggi sehingga risiko koreksi teknikal akan meningkat.

Waspadai pivot point di US$ 2.667/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 2.652/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka target selanjutnya adalah MA-10 di US$ 2.647/troy ons.

Adapun target resisten ada di US$ 2.697/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mendongkrak harga emas ke arah US$ 2.736/troy ons.

(aji)

No more pages