Logo Bloomberg Technoz

Badai Guncang Pasar Global, Waspada Rupiah Ikut Terjengkang

Tim Riset Bloomberg Technoz
13 January 2025 07:20

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan menghadapi hari yang kelam, pada perdagangan di pasar spot mengawali pekan ini, setelah pekan lalu mencatat penguatan tipis mingguan 0,03% di level Rp16.185/US$.

Gejolak pasar global kembali menerpa pasca rilis data pekerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kuatnya pasar tenaga kerja di negeri itu, menyusul penambahan payroll hingga lebih dari seperempat juta pekerjaan ditambah penurunan tak terduga angka pengangguran pada Desember di negeri itu ke 4,1%.

'Good news is bad news' berlaku makin tak terbantah di mana data tersebut telah memicu lonjakan imbal hasil Treasury, surat utang AS, melambung di atas 5% untuk tenor 30 tahun, tertinggi sejak akhir Oktober 2023. Sementara tenor acuan 10 tahun masih bertahan di 4,69%, tertinggi juga sejak Oktober dua tahun lalu.

Turbulensi baru itu tak pelak membawa indeks dolar AS jadi tak terbendung, melesat hingga ke level 109,65. Indeks saham di Wall Street rontok menutup pekan lalu akibat kekhawatiran akan prospek bunga acuan dengan arus jual yang meningkat tajam di pasar Treasury yang nilainya menjebol US$28 triliun.

Pasar kini semakin pesimistis akan ada pemangkasan bunga acuan oleh Federal Reserve, bank sentral AS, pada tahun ini. Mengacu CME Fedwatch, probabilitas penurunan Fed fund rate tahun ini mengecil hingga tinggal 30% saja.