Jika ditotal, beban pokok pendapatan Bukalapak naik 12,27% secara tahunan menjadi Rp2,79 triliun.
Imbasnya, rugi usaha Bukalapak naik 2,11% secara tahunan menjadi sebesar Rp1,32 triliun.
Dana IPO
Bukalapak mengendapkan dana IPO senilai Rp9,8 triliun di berbagai instrumen keuangan, termasuk deposito, giro, dan obligasi.
Dari instrumen tersebut, Bukalapak memperoleh pemasukan yang dicatat dalam pos pendapatan keuangan mencapai Rp783,77 miliar. Angka ini lompat 27,74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Menyusul juga pencatatan pada bagian perubahan nilai wajar investasi jangka panjang yang berbalik menjadi positif mencapai Rp45,26 miliar. Padahal, di tahun lalu pos tersebut masih merugi Rp16,08 miliar.
Kerugian Bukalapak per kuartal III-2024 turun 23% secara tahunan menjadi Rp597,34 miliar.
Namun, jika mengeluarkan faktor pendapatan keuangan, maka kerugian Bukalapak sudah mencapai Rp1,36 triliun.
Hentikan Penjualan Produk Fisik
Bukalapak resmi menutup layanan penjualan produk fisik di marketplace, yang merupakan bisnis pertama dan utama dari emiten startup ini. Usai menutup marketplace, maka sudah tidak ada lagi layanan penjualan produk barang fisik mulai 9 Februari 2025.
"Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di Marketplace Bukalapak," kata manajemen Bukalapak dalam pengumumannya.
Bukalapak menegaskan, meski tidak lagi menjual produk fisik, bukan berarti Bukalapak menutup platform tersebut.
"Dengan tetap beroperasinya Marketplace Bukalapak, Bukalapak tidak melakukan perubahan kegiatan usaha. Langkah ini untuk mendukung upaya kami untuk mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan."
(red)