Hanya saja, belum terungkap besaran harga per saham dalam aksi buyback tersebut. Asumsi sederhananya, jika harga rata-rata saham GOTO selama Desember 2024 di Rp72/saham, maka nilai pembelian kembali itu sekitar Rp239 miliar.
Menurut Abdul Azis, Analis Kiwoom Sekuritas, pelaku pasar mengapresiasi program buyback yang memang disertai dengan perbaikan fundamental perseroan.
Apresiasi investor itu tercermin dari pergerakan harga saham GOTO yang sudah melesat 60% dari titik terendah Rp50 pada Juni 2024, ke level Rp80/saham, Kamis kemarin.
“Hasil [buyback] juga positif, harga saham yang sempat menyentuh level all time low di Rp 50 berhasil rebound. Bahkan di awal tahun harga saham GOTO naik 14,3%. Ini adalah awal yang bagus dan investor semakin confidence terhadap fundamental dan prospek GOTO,” kata Aziz di Jakarta.
Pada 11 Juni tahun lalu, manajemen GOTO mendapatkan persetujuan melakukan buyback dengan total anggaran US$200 juta atau setara dengan Rp3,2 triliun.
Aziz menilai, momentum buyback juga bertepatan dengan capaian kinerja operasional yang kian membaik. Saat EBITDA grup yang disesuaikan sudah mulai capai positif, artinya arus kas operasional perseroan sudah sangat membaik dan positif.
“Dengan capai EBITDA grup yang disesuaikan positif, maka excess likuiditas bisa diinvestasikan kembali untuk memacu pertumbuhan bisnis seperti inovasi produk serta untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham lewat buyback. Ini strategi GOTO yang tepat di bawah kepemimpinan Patrick.”
Pelaku pasar juga optimistis GOTO masih memiliki likuiditas yang mencukupi untuk melanjutkan buyback dan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi Juni 2024, Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, mengatakan dengan arus kas yang terus membaik serta adanya nilai yang signifikan pada saham GoTo, maka perseroan percaya bahwa share buyback adalah langkah yang bijak, “seiring upaya memastikan bahwa sumber daya Perseroan dimanfaatkan secara efisien.”
Pada awal pekan ini, manajemen GOTO juga merilis pengumuman penting terkait dengan komitmen Patrick Walujo untuk menjabat sebagai Direktur Utama perseroan hingga 2029, yang nantinya akan mengikuti peraturan yang berlaku yakni persetujuan pemegang saham.
Azis melihat komitmen ini sebagai hal yang positif lantaran Patrick merupakan sosok penting dibalik kesuksesan transformasi GOTO.
“Positif untuk bisnis dan investor. Belum genap dua tahun, rugi GOTO terpangkas signifikan dan cetak dua kali EBITDA grup yang disesuaikan positif dalam dua kuartal yaitu kuartal IV-2023 dan kuartal III-2024.”
(dba)