Emas merupakan salah satu komoditas utama dengan kinerja terbaik tahun lalu, mencatat kenaikan 27% dan mencetak rekor berturut-turut karena The Fed memangkas suku bunga, bank-bank sentral meningkatkan kepemilikannya, dan para investor mencari aset safe haven yang minin risiko akibat ketegangan geopolitik.
Karena Presiden terpilih AS Donald Trump akan mulai menjabat pada 20 Januari, investor juga mempertimbangkan kemungkinan terjadinya perang dagang atau ketegangan lain yang bisa mengganggu pasar dan meningkatkan permintaan aset-aset safe haven.
Kenaikan emas batangan minggu ini terjadi, meskipun dolar AS dan imbal hasil Treasury menguat, di mana keduanya bisa menjadi penghambat.
Para trader mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada semester pertama, sehingga indeks greenback siap naik untuk minggu keenam. Sementara itu, imbal hasil 10 tahun diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak April.
"Reli ini terjadi meskipun imbal hasil global meningkat," kata Kaynat Chainwala, analis di Kotak Securities, dalam catatannya. Para trader khawatir inflasi naik lagi akibat stimulus, reformasi fiskal, dan tarif perdagangan.
Harga emas spot naik 0,4% menjadi US$2.677,79 per ons pada pukul 6.51 pagi di London, sementara perak diperdagangkan di atas US$30 per ons dan bersiap naik untuk minggu kedua. Paladium naik, sementara platinum stabil.
(bbn)