Ada Risiko Inflasi, Kelesuan Penjualan Ritel Bisa Berlanjut 2025
Ruisa Khoiriyah
10 January 2025 13:15
Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah membukukan kinerja penjualan yang buruk pada November, sektor ritel di Tanah Air mencatatkan perbaikan pada Desember didukung faktor musiman libur Natal dan Tahun Baru juga liburan sekolah. Namun, memasuki tahun yang baru, kinerja penjualan ritel diperkirakan kembali lesu.
Pada saat yang sama, ekspektasi kenaikan harga merangkak naik, sebagian terimbas kekhawatiran efek kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibatalkan di jam-jam terakhir. Pembatalan itu nyatanya telah didahului oleh kenaikan harga sebagian barang dan jasa. Ekspektasi inflasi juga meningkat dengan semakin dekatnya kedatangan bulan Ramadan yang secara historis akan meningkatkan permintaan.
Ekspektasi inflasi yang meningkat akan berdampak makin jauh pada pelemahan belanja masyarakat yang sejauh ini terindikasi mengurangi konsumsi dan memperbanyak tabungan, seperti ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen terakhir.
Mengacu publikasi terbaru Survei Penjualan Eceran edisi Desember oleh Bank Indonesia, hari ini, tercatat bahwa kinerja penjualan ritel pada November hanya tumbuh 0,9% year-on-year (yoy), melambat dibanding Oktober 1,5%. Secara bulanan (mtm), capaian penjualan ritel pada November juga terkontraksi 0,4%.
Angka November itu jauh di bawah prediksi Bank Indonesia sebelumnya yang memperkirakan masih akan ada pertumbuhan 1,7% yoy.