Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, YONO justru mengedepankan konsumsi yang bijak. Filosofi YONO berfokus pada kebutuhan esensial dan menekan pembelian barang-barang yang tidak diperlukan. Misalnya, daripada membeli pakaian murah yang mudah rusak, pengikut YONO akan memilih pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama.

Lebih dari itu, YONO juga menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Membeli barang ramah lingkungan, mendaur ulang, atau memilih barang bekas adalah langkah nyata dalam mendukung filosofi ini.

Mengapa YONO Populer di Kalangan Gen Z?

Ilustrasi Gen Z. (Envato/ FlamingoImages)

Tren YONO berkembang seiring dengan krisis ekonomi global. Generasi muda mulai sadar bahwa konsumsi berlebihan tidak lagi relevan di tengah kondisi ekonomi yang menantang, seperti inflasi tinggi dan suku bunga yang naik. Dalam situasi ini, banyak orang mulai memprioritaskan kebutuhan esensial dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Lebih dari sekadar hemat, YONO menginspirasi gaya hidup yang berorientasi pada masa depan. Konsep ini relevan dengan nilai-nilai Generasi Z yang lebih peduli pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan.

Kesamaan YONO dengan Frugal Living dan Minimalisme

Filosofi YONO memiliki banyak kesamaan dengan konsep Frugal Living dan gaya hidup minimalis. Ketiganya menekankan pentingnya menghindari konsumsi berlebihan dan memprioritaskan kebutuhan. Namun, YONO memiliki ciri khas tersendiri, yaitu menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas utama.

Sebagai contoh:

  1. Frugal Living: Berfokus pada penghematan biaya tanpa memedulikan aspek lingkungan.

  2. Minimalisme: Mendorong pengurangan barang yang tidak perlu untuk hidup lebih sederhana.

  3. YONO: Menggabungkan penghematan dan minimalisme dengan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Cara Menerapkan Gaya Hidup YONO

Zibo, destinasi hits untuk Gen Z di China (Sumber: Bloomberg)

Jika Anda tertarik untuk memulai gaya hidup YONO, berikut beberapa langkah praktis:

  1. Prioritaskan Kualitas Barang
    Pilih barang berkualitas tinggi yang tahan lama. Meski awalnya mahal, barang ini akan lebih hemat dalam jangka panjang.

  2. Dukung Produk Ramah Lingkungan
    Utamakan produk yang dapat didaur ulang atau berbahan dasar alami.

  3. Belanja Barang Bekas
    Membeli barang bekas tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mengurangi limbah.

  4. Batasi Pembelian Impulsif
    Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan.

  5. Kurangi Pemakaian Barang Sekali Pakai
    Gunakan produk reusable, seperti botol minum stainless steel atau tas belanja kain.

(seo)

No more pages