Walau ada kenaikan yield, tapi level itu masih di bawah rata-rata tingkat imbal hasil INDOGB 10 tahun selama 2023 yang berada di rentang 6,75%. Selain itu, level yield obligasi negara saat ini juga jauh lebih rendah dibandingkan posisi awal April.
Sebagai gambaran, pada 3 April, yield INDOGB 10 tahun masih di level 6,77%, bandingkan dengan hari ini di mana posisinya berada di 6,49%.
Dalam gelar lelang sukuk hari ini, para pemodal juga tercatat meminta yield lebih rendah bila dibandingkan gelar lelang sukuk sebelumnya.
Sebagai contoh, untuk seri paling laris diburu yaitu PBS036, rata-rata permintaan yield yang masuk berkisar 6,32%-6,4%, menurun dibanding lelang sebelumnya 6,32%-6,46%.
Yield rata-rata yang dimenangkan untuk seri tersebut dalam lelang hari ini tercatat sebesar 6,24%, lebih rendah dibanding lelang sebelumnya sebesar 6,38%. Namun, meski nilai penawaran masuk mencapai lebih dari Rp14 triliun dengan yield lebih rendah, pemerintah hanya menyerap sebesar Rp2,85 triliun untuk seri PBS036 tersebut.
Hal yang sama juga terjadi pada seri-seri sukuk lain yang mencatat penurunan yield dengan nilai penyerapan yang jauh lebih rendah dibanding nilai penawaran yang masuk.
Bahkan untuk seri PBS033 yang mencatat nilai penawaran masuk sebesar Rp2,39 triliun, dengan tawaran yield masuk antara 6,92%-7,05%, jauh lebih rendah dibanding tawaran yield masuk pada lelang sebelumnya 7,15%-7,29%, pemerintah memutuskan tidak mengambil tawaran yang masuk dari seri ini.
“Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang dengan total nominal dimenangkan dari enam seri yang ditawarkan sebesar Rp9 triliun,” tulis Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI dalam pernyataan resmi hari ini.
(rui)