Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi akan menerima kontrak jasa pertambangan baru berasal dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai total US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun.

Kabar tersebut juga telah dikonfirmasi langsung oleh Head of Supply Chain Management INCO Sadewo Prasetyo. Dia mengatakan, kontrak tersebut dilakukan usai melalui proses lelang berdasarkan prinsip tata kelola perseroan.

Menurut Sadewo, jasa pertambangan meliputi Bahodopi Blok 2 & 3 dengan periode waktu selama 10 tahun.  "Nilai kontrak yang mencapai sekitar US$1 miliar," ujar Sadewo saat dikonfirmasi, Jumat (10/1/2025).

Hanya saja, dia tidak mengelaborasi waktu penandatangan kontrak tersebut akan dilakukan. Namun, informasi yang diterima Bloomberg Technoz, kontrak akan dilakukan pada Maret 2025 mendatang.

"Penandatanganan kontrak akan segera dilaksanakan, menandai awal dari kolaborasi jangka panjang yang penuh potensi," ujar dia.

Sadewo mengatakan, keputusan tersebut tak hanya mencerminkan efisiensi operasional perseroan, melainkna juga kemitraan yang mendukung pembangunan berkelanjutan. 

PTRO belakangan ini memang tengah panen kontrak. Jelang akhir tahun 2024, perusahaan menandatangani kontrak kerja sama dengan produsen batu bara di Kalimantan Tengah (Kalteng), PT Bara Prima Mandiri (BPM). Nilai kontrak itu mencapai Rp4,03 triliun.

Anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), yang juga dimiliki oleh Prajogo Pangestu, telah menandatangani Term Sheet pada tanggal 5 November 2024 dengan BPM dan PT Niaga Jasa Dunia (NJD). 

BPM adalah pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) di Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Sementara, PT NJD adalah perusahaan yang mengoperasikan tambang tersebut.

(wep)

No more pages