"Sektor jasa dengan nilai tambah rendah memainkan peran penting untuk pengentasan kemiskinan di perkotaan. Namun jumlah pekerja yang bersifat informal dan produktivitasnya rendah sehingga tetap banyak pekerja yang tetap miskin,” ungkap Bank Dunia dalam acara Indonesia Poverty Assessent yang di gelar di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
BPS mencatat, pada Februari 2023 proporsi pekerja di sektor informal adalah 60,12%. Naik dibandingkan Februari 2022 yang sebesar 59,97%.
Jebakan produktivitas Indonesia juga disebabkan oleh sangat minimnya pekerjaan berketrampilan tinggi. Padahal peluang yang lebih produktif sebenarnya tersedia seperti di bidang manufaktur dan jasa dengan nilai tambah tinggi.
“Namun tidak banyak pekerja yang memiliki keterampilan yang tepat untuk memnfaatkan peluang ini,” sebut Bank Dunia.
Faktanya deindustrialisasi prematur mengurangi output industri manfaktur manufaktur dari 48% pada 2012 menjadi 41% pada 2019. Sementara sektor jasa bertumbuh 36% menjadi 46%.
Sedangkan produktivitas sektor jasa turun dari 4% pada 2000 menjadi 1,7% pada 2013.
(yun/aji)