Logo Bloomberg Technoz

BRICS: Peluang dan Risiko Bagi Indonesia di Panggung Global

Rosmayanti
09 January 2025 15:30

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS, aliansi ekonomi dan politik yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Uni Emirat Arab, Iran, hingga Afrika Selatan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang mengatakan keanggotaan penuh Indonesia di BRICS merupakan langkah startegis.

"Indonesia memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Kemlu RI.

Namun, keputusan ini menuai beragam respons dari berbagai kalangan, termasuk pengamat hubungan internasional dan ekonom. Langkah ini dinilai memiliki peluang besar, tapi juga membawa sejumlah tantangan yang harus diantisipasi.

Potensi Keuntungan Bergabung dengan BRICS

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bergabungnya Indonesia ke BRICS memberi sinyal kuat bahwa Indonesia ingin memperluas peran dan pengaruhnya di kancah internasional.

Teuku Rezasyah, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, menyebutkan bahwa BRICS menawarkan akses ke pasar yang luas dengan potensi peningkatan perdagangan antar-anggota. Hal ini sejalan dengan semangat memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global, terutama untuk komoditas unggulan seperti nikel, sawit, dan batu bara.