Final yield untuk tenor US$ 5 tahun dan 10 tahun adalah sebesar 5,300% dan 5,650%. Sedangkan yield untuk tenor EUR 8 tahun dan 12 tahun adalah 3,917% dan 4,251%.
Namun, bila mengacu pada data realtime Bloomberg, seri acuan INDON (SUN dalam denominasi dolar AS) tenor 10 tahun pada Kamis siang ini posisinya ada di kisaran 5,505%. Sementara tenor 5 tahun ada di 5,236%.
Artinya, yield yang diberikan untuk global bond USD tersebut masih di atas imbal hasil acuan di pasar sekunder saat ini alias masih lebih mahal.
Ada empat seri yang berhasil dijual. Pertama, untuk seri global bond USD bertenor 5 tahun, RI0130 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2030. Seri ini laku senilai US$ 900 juta dengan kupon 5,25%, dan yield atau imbal hasil sebesar 5,30%. Harga dilepas untuk seri ini di 99,783.
Lalu, seri global bond dalam dolar AS, yakni RI0135 dengan tenor 10 tahun dan jatuh tempo pada 15 Januari 2035. Seri tenor panjang ini memberikan kupon 5,60% dan yield 5,65% di harga 99,622. Seri ini berhasil dijual senilai US$ 1,1 miliar.
Ketiga, seri global bond berdenominasi euro bertenor 8 tahun, RIERU0133 yang akan jatuh tempo pada 15 Januari 2033 nanti. Seri ini terjual sebanyak EUR 700 juta.
Pemerintah memberikan kupon 3,875% dan yield sebesar 3,917% di harga 99,716.
Keempat, seri global bond euro RIEUR0137 bertenor 12 tahun yang jatuh tempo pada 15 Januari 2037.
Seri ini berhasil diserap pasar sebanyak EUR 700 juta, memberikan kupon 4,125% dan yield 4,251% di harga 98,835.
Kementerian Keuangan RI mengatakan, hasil penerbitan ini secara umum akan digunakan untuk pembiayaan APBN tahun 2025.
Keempat seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini memperoleh peringkat Baa2 oleh Moody's, BBB oleh Standard & Poor's, dan BBB oleh Fitch* dan akan terdaftar di Bursa Efek Singapura dan di Bursa Efek Frankfurt.
"ANZ, BofA Securities, HSBC, J.P. Morgan dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Bookrunners, serta PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Domestic Dealers," kata Kemenkeu.
(red)