Menurut Edi, rupiah masih memilih ruang penguatan di tengah fenomena keperkasaan dolar AS. "Menurut saya ruang [penguatan] masih terbuka, apalagi didukung oleh cadangan devisa yang sangat baik, ekonomi fundamental Indonesia yg msh cukup positif, imbal hasil aset rupiah yang masih cukup menarik. Namun, memang dalam jangka pendek akan ada volatilitas up and down, khususnya melihat apa yang terjadi di AS, Eropa dan China," jelas Edi.
Ia melihat, animo investor asing ke pasar domestik saat ini masih mixed. Inflow masih ada. Namun, ada juga yang masih menahan dananya karena melihat perkembangan global.
Siang ini, rupiah spot tertahan melemah di Rp16.222/US$ setelah sempat menyentuh level terlemah intraday Rp16.257/US$ pagi tadi. Rupiah memang tidak melemah sendirian.
Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam kedua di Asia sampai siang ini, setelah dolar Taiwan yang tertekan hingga 0,23%, lalu di belakang rupiah ada baht yang melemah 0,19%, peso 0,08%, dolar Singapura 0,07%, rupee 0,05%.
Sementara yen Jepang menguat 0,12%, yuan offshore juga naik nilainya tipis 0,04%, ringgit serta yuan onshore dan dolar Hong Kong bergerak stagnan.
Pasar keuangan RI hari Kamis terlihat masih bergerak stabil. IHSG yang dibuka menguat pagi tadi, siang ini masih melanjutkan penguatan 0,11%. Adapun di pasar surat utang RI, tekanan terhadap harga obligasi negara masih berlanjut.
Investor terlihat masih terus melepas posisi SUN yang berdampak pada kenaikan yield atau imbal hasilnya. Mengacu data Bloomberg, yield SUN 10 tahun saat ini sudah di 7,2%. Diikuti oleh tenor 15 tahun yang juga naik ke 7,22%. Adapun tenor pendek 2 tahun kembali merangkak ke 7,04% dan tenor 5 tahun kini di 7,10%.
(rui)