Logo Bloomberg Technoz

Dedolarisasi BRICS & Perang Dagang Trump: RI Bisa Kena Getahnya

Redaksi
09 January 2025 13:40

Isu Dedolarisasi Menguat, Tapi Simpanan Dolar di RI Masih Stabil (Bloomberg Technoz)
Isu Dedolarisasi Menguat, Tapi Simpanan Dolar di RI Masih Stabil (Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak nyaman dengan langkah aliansi BRICS yang berniat melakukan dedolarisasi. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS yang meruncing, disertai ancaman tarif perdagangan selangit oleh AS terhadap negara-negara anggota BRICS lain.

Muhammad Zulfikar Rakhmat, Ekonom sekaligus Direktur China-Indonesia Desk Center of Economic and Law Studies (Celios) berpendapat, keputusan Pemerintah Indonesia bergabung dalam aliansi BRICS akan menyeret Indonesia terlibat dalam perang dagang, juga ancaman tarif AS sebagai langkah proteksionisme dagang.

Sebagai informasi, BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi global yang namanya berasal dari akronim nama negara-negara pendirinya, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Awalnya, BRIC dibentuk pada 2006 untuk memfokuskan perhatian pada peluang investasi di antara negara-negara anggota.

Sementara itu, dedolarisasi merupakan sebuah langkah untuk memutus ketergantungan pada dolar AS untuk perdagangan internasional.

“Reaksi Trump perlu untuk diwaspadai, karena dia merupakan salah satu pemimpin yang membuktikan ucapannya. Jika, US memberlakukan tarif 100% pada negara anggota BRICS, tentu Indonesia akan terkena imbas dari kebijakan tersebut," kata Zulfikar, Rabu (8/1/2025).