Macquarie masih melihat pasar dalam kelebihan pasokan kecil tahun ini, katanya dalam sebuah catatan pada Rabu (8/1/2025).
Nikel merosot ke kerugian tahunan kedua berturut-turut pada 2024 karena produksi Indonesia yang sedang meningkat dan melemahnya permintaan dari pembuat baterai dan sektor baja tahan karat.
Tahun ini, para pedagang mengamati upaya China untuk menstimulasi ekonominya, serta dampak kebijakan tarif pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang akan datang.
Menurut Macquarie, hasil tambang Indonesia tetap menjadi faktor penentu utama harga. Pasokan bijih di negara yang menyumbang lebih dari setengah produksi nikel global itu kesulitan memenuhi permintaan tahun lalu karena pembatasan pemerintah, yang menyebabkan rekor impor dari Filipina.
(bbn)