Logo Bloomberg Technoz

Eddie Spence - Bloomberg News

Bloomberg, Macquarie Group Ltd mengestimasikan potensi pemangkasan produksi tambang nikel Indonesia pada 2025 dapat menghilangkan lebih dari sepertiga atau sekitar 35% pasokan global dari pasar. Hal ini menghadirkan risiko kenaikan harga yang signifikan.

Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan pemangkasan besar-besaran kuota tambang nikel dari 272 juta ton pada 2024 menjadi serendah 150 juta ton tahun ini, Bloomberg melaporkan bulan lalu.

Hal itu akan menjadi 40% lebih rendah dari skenario dasar Macquarie, yang mengarah pada pengurangan drastis dalam produksi logam baterai.

Lembaga tersebut memandang pemangkasan skala itu sangat tidak mungkin, tetapi mencatat produksi tambang yang lebih rendah dari yang diharapkan di produsen terbesar di dunia menghadirkan risiko kenaikan harga lainnya.

Macquarie masih melihat pasar dalam kelebihan pasokan kecil tahun ini, katanya dalam sebuah catatan pada Rabu (8/1/2025).

Nikel merosot ke kerugian tahunan kedua berturut-turut pada 2024 karena produksi Indonesia yang sedang meningkat dan melemahnya permintaan dari pembuat baterai dan sektor baja tahan karat.

Tahun ini, para pedagang mengamati upaya China untuk menstimulasi ekonominya, serta dampak kebijakan tarif pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang akan datang.

Menurut Macquarie, hasil tambang Indonesia tetap menjadi faktor penentu utama harga. Pasokan bijih di negara yang menyumbang lebih dari setengah produksi nikel global itu kesulitan memenuhi permintaan tahun lalu karena pembatasan pemerintah, yang menyebabkan rekor impor dari Filipina.

(bbn)

No more pages