Perwakilan dari Foxconn, Dixon dan kementerian teknologi India tidak menanggapi permintaan komentar.
Perdana Menteri Narendra Modi menetapkan ambang batas berbasis nilai tahunan atas rencana subsidi yang terkait dengan produksi, untuk perusahaan-perusahaan elektronik global dan lokal, yang dibatasi pada tingkat tertentu.
Proyek ini juga membayangkan bahwa setiap subsidi yang tidak terpakai, dimana diakibatkan oleh beberapa perusahaan yang gagal memproduksi cukup banyak untuk mencapai batas mereka, akan dialokasikan kepada para pemohon yang memenuhi syarat dan melebihi batas.
Produksi iPhone Foxconn sekitar 300 miliar rupee pada tahun fiskal hingga Maret 2023 melebihi batas 200 miliar rupee. Sementara produksi Dixon sebesar 80 miliar rupee pada tahun fiskal hingga Maret 2024 melampaui batasnya sebesar 60 miliar rupee.
Meskipun jumlah uang yang dipertaruhkan dalam perdebatan dana yang tidak teralokasi ini relatif kecil, namun ini merupakan ujian penting bagi ambisi kebijakan industri Modi.
Berbagai perusahaan ingin melihat pemerintah menindaklanjuti peraturan-peraturan yang telah menghasilkan investasi signifikan, termasuk mitra-mitra Apple yang merakit iPhone senilai 14 miliar dolar AS secara lokal pada tahun fiskal lalu ketika mereka melakukan diversifikasi di luar China. Samsung Electronics Co dari Korea Selatan juga telah meningkatkan rencana untuk meningkatkan ekspor.
Stabilitas pembuatan kebijakan India menjadi semakin penting karena India mencoba merayu para produsen cip dan raksasa teknologi seperti Microsoft Corp untuk menginvestasikan miliaran dolar AS di negara dengan populasi terpadat di dunia ini sebagai bentuk perluasan komputasi awan dan kecerdasan buatan.
Yang pasti, pemerintahan Modi secara teratur mengeluarkan subsidi dalam batas yang ditentukan untuk semua perusahaan yang berpartisipasi dalam upaya ini.
Dalam kasus produsen kontrak Dixon, pemerintah juga meninjau apakah pemasok melakukan investasi baru untuk memproduksi ponsel pintar Xiaomi Corp. atau apakah mesin-mesinnya hanya dipindahkan dari pabrik lain yang sebelumnya merakit perangkat merek Cina tersebut, kata salah satu orang.
Xiaomi telah kalah bersaing dengan para pembuat smartphone saingannya di India yang menyebabkan produksi perangkatnya lebih rendah. Situasi yang semakin mempersulit pemberian dana yang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi smartphone.
(bbn)