Logo Bloomberg Technoz

Produksi Nikel RI 2025: Sebaiknya Berkurang, Biar Pasar Seimbang

Redaksi
09 January 2025 10:50

Bubuk nikel dipamerkan saat Investor Day di NYSE./Bloomberg-Michael Nagle
Bubuk nikel dipamerkan saat Investor Day di NYSE./Bloomberg-Michael Nagle

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan analis berpendapat Indonesia memang sudah waktunya membatasi produksi bijih nikel pada 2025, agar lebih menyesuaikan dengan kondisi pasar yang terus mengindikasikan lesunya permintaan industri pengolahan.

Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan harga nikel sepanjang 2024 terpelanting cukup dalam akibat suplai nikel yang jauh melebihi kebutuhan industri.

“Tercatat penurunan harga nikel [secara anual] mencapai 6,57% sepanjang 2024. Meskipun permintaan akan baterai kendaraan listrik masih tinggi, tetapi masih belum menutup surplus produksi nikel,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (9/1/2025).

Pun demikian, Oktavianus menggarisbawahi, sejatinya oversupply nikel dunia sudah cukup berkurang pada 2024. Kelebihan pasokan menurun 174.000 kiloton (kt) berdasarkan data INSG.

Harga nikel sentuh rekor terendah dalam 4 tahun pekan ini./dok. Bloomberg

Akan tetapi, produksi Indonesia masih mengalami kenaikan tahunan menjadi sebesar 1,57 juta metrik ton (mt), sedangkan China 1,06 juta mt. Kondisi tersebut yang lantas membatasi potensi kenaikan harga nikel sepanjang tahun lalu.