Logo Bloomberg Technoz

"Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di Marketplace Bukalapak," tulis manajemen.

Pengumuman ini juga sekaligus membuat pemesanan seluruh berbagai produk fisik akan berakhir pada 9 Februari nanti. Manajemen mengimbau para pelapak yang berada dalam marketplace-nya untuk memahami panduan dan langkah-langkah dalam proses transisi.

IPO Terbesar

Jauh sebelum Bukalapak tutup, Pada 2021, perusahaan memutuskan untuk melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakumulasi dana mencapai US$1,5 miliar, atau hampir Rp22 triliun (dengan asumsi kurs rupiah pada saat itu).

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran Rp750-850.

IPO tersebut juga sekaligus menjadi akumulasi dana terbesar sepanjang sejarah bursa saham di Indonesia, sekaligus IPO pertama perusahaan startup unicorn di kawasan Asia Tenggara.

Hanya saja, usai melantai di Bursa, kinerja perusahaan tercatat mengalami penurunan drastis, dengan kinerja keuangan yang negatif dan anjloknya harga saham.

Keadaan itu juga membuat gonjang-ganjing perombakan manajemen. Tercatat, sejumlah pendiri awal perusahaan hengkang, seperti Achmad Zaky yang mengundurkan diri pada 2020, digantikan oleh Rachmat Kaimuddin.

Tak berselang lama, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid juga menyusul mengundurkan diri, yang membuat adanya perubahan strategi perseroan.

Usai sekitar satu tahun menjabat sebagai CEO bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri, dan beralih karir di lingkungan pemerintahan. Dia digantikan oleh Willix Halim, yang semula COO perusahaan.

(dov/lav)

No more pages