Logo Bloomberg Technoz

India, misalnya. Booming infrastruktur dan konstruksi di Negeri Bollywood membuat kebutuhan akan baja meningkat. 

Industri baja sangat ‘haus’ akan energi. Saat ini, mayoritas energi di India masih dipasok oleh batu bara.

Sumber: Bloomberg

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin harga batu bara akan naik seiring permintaan yang masih tinggi. Bahana Sekuritas memperkirakan harga batu bara bisa mencapai US$ 130/ton pada 2025-2026.

“Batu bara masih diminati karena permintaan dari China dan India, karena tingginya konsumsi listrik dan penambangan aset kripto,” sebut riset Bahana Sekuritas.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terpendam di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 9,78. 

RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Jika di bawah 30, maka artinya sudah jenuh jual (oversold).

Kondisi oversold terkonfirmasi dengan Stochastic RSI yang sudah menyentuh angka 0. Paling rendah, sangat jenuh jual.

Dengan demikian, harga batu bara berpeluang bangkit. Maklum, koreksinya sudah begitu dalam.

Cermati pivot point US$ 121/ton. Jika tertembus, maka target resisten ada di US$ 124/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Target paling optimistis adalah MA-100 di US$ 139/ton.

Adapun target support adalah US$ 109/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga batu bara ke arah US$ 107/ton.

(aji)

No more pages