Logo Bloomberg Technoz

Di dalam setiap kategori, masing-masing varian dibedakan lebih lanjut oleh tiga subkategori yang mewakili berbagai tingkat konfigurasi. Akan ada model dasar tingkat pemula, model kelas menengah Plus untuk “kinerja yang dapat diskalakan,” dan model Premium kelas atas untuk “mobilitas dan desain terbaik,” dilansir dari keterangan pers perusahaan.

Namun, pendekatan tersebut mengundang kritik dari beberapa pihak yang menilai Dell terlalu mengikuti jejak Apple, sekaligus meninggalkan penamaan seri yang sudah muncul sejak tahun 1990-an, XPS, Latitude, Precision, atau lainnya.

Sam Burd dari Dell Technologies pamerkan rebranding seri baru PC laptop perusahaan bersama Jack Huynh dari AMD. (Bridget Bennett/Bloomberg)

"Saya bertanya mengapa Anda tidak memilih sesuatu yang orisinal, karena ini pada dasarnya menggunakan branding Apple," kata salah satu peserta konferensi pers yang hadir, dilaporkan Bloomberg News, Rabu (8/1/2025). 

Bahkan terdapat peserta yang menyebut, "bukankah Anda [Dell] hanya mengikuti mereka [Apple]?" 

Namun, Dell menegaskan bahwa penggunaan istilah seperti "Pro" dan "Max" tidak eksklusif untuk Apple. Keputusan ini didasarkan pada penelitian dengan puluhan ribu pelanggan yang menunjukkan preferensi mereka terhadap nama yang lebih sederhana dan familiar.

Alienware, lini produk gaming Dell, tetap mempertahankan identitasnya dan tidak termasuk dalam rebranding ini. Sementara itu, perangkat Dell generasi terbaru akan dilengkapi dengan cip neural processing unit (NPU) yang dioptimalkan untuk kecerdasan buatan (AI), memperkuat posisi Dell dalam industri teknologi masa depan.

Michael Dell, CEO Dell Technologies, menekankan bahwa langkah ini juga didorong oleh kebutuhan untuk menggantikan basis pemasangan PC global yang sudah usang, yang diperkirakan mencapai 1,5 miliar unit. 

"Ada basis pemasangan 1,5 miliar PC — dan itu sudah usang — dan PC-PC tersebut perlu diganti dengan inovasi AI," ungkap Dell.

Format nama sederhana juga didapat dari hasil survei konsumen pada bulan April tahun lalu, bahwa 74% mengatakan bahwa mereka membatalkan membeli “hanya karena merasa overwhelmed,” kata rilis tersebut, dilansir dari PCMag.

(wep)

No more pages