Logo Bloomberg Technoz

“GeForce memungkinkan AI menjangkau massa, dan sekarang AI akan kembali ke GeForce,” kata Huang selama presentasi.

Bahkan dengan spesifikasi 380 teraflops ray tracing,  RTX 5090 diklaim dapat memungkinkan penghitungan pixel untuk menghasilkan gambar ultra-realistis. Didukung dengan Memori G7 dari Micron menjadikannya GPU dengan kecepatan transfer hingga 1,8 terabyte per detik, atau dua kali lipat dari RTX 4090.

“Hasilnya, Anda mendapatkan gambar-gambar yang sangat indah yang hanya mungkin terjadi karena kami menggunakan AI untuk mempelajari tekstur, mempelajari algoritma kompresi, dan sebagai hasilnya, mendapatkan hasil yang luar biasa.”

Seri RTX Blackwell keluarga GeForce RTX 50 akan mulai diproduksi massal dan tersedia di pasaran mulai akhir Januari 2025, dan mulai bisa didapatkan sekitar Maret 2025.

NVIDIA berharap GPU ini tidak hanya mendukung para gamer tetapi juga merevolusi berbagai industri melalui integrasi kecerdasan buatan.

Bisnis pusat data akan jadi 'mesin uang' yang mendominasi Nvidia di masa depan.

Adapun masing-masing kartu grafis RTX 50 series sebagai berikut (dengan asumsi kurs Rp16.000):

  1. US$2.899 atau Rp46 jutaan
  2. US$2.199 atau Rp35 jutaan
  3. US$1.599 atau Rp25 jutaan 
  4. US$1.299 atau Rp21 jutaan.

Ambisi Nvidia jadi jantung teknologi di masa depan

Dalam gelaran CES 2025 memamerkan jajaran produk barunya, menawarkan sebuah visi tentang bagaimana teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menyebar ke seluruh ekonomi. 

Huang dalam tampil dalam presentasi lebih dari 90 menit menampilkan kesan bahwa perusahaan memiliki ambisi menjadi jantung dunia teknologi masa depan dengan serangkaian produk terbarunya.

Cip Nvidia dibutuhkan industri pusat data, juga banyak dicari banyak perusahaan yang  bergegas menggunakan perangkat komputasi AI yang baru.

CEO Nvidia Jensen Huang saat memamerkan perangkat robot humanoid. (Bloomberg)

Selain cip canggih, Nvidia juga terus mengembangkan satu miliar robot humanoid, 10 juta pabrik otomatis, dan 1,5 miliar mobil dan truk otonom. Ini masih ditambah dengan  kerja sama dengan Toyota Motor Corp dan MediaTek Inc. 

Transisi AI menguntungkan Nvidia bahkan menjadi milestones berikutnya di industri secara umum dalam 10 tahun mendatang.

“Ini akan bersama kami selama dekade berikutnya dan setelah itu. Kami masih memiliki banyak peluang pertumbuhan di masa depan,” terang Chief Financial Officer Colette Kress mengatakan dalam acara JPMorgan Chase & Co yang bertepatan dengan CES.

Meski begitu, kenaikan harga saham NVDA terhenti, bahkan saat Huang berdiri berpidato di CES 2025 saham perusahaan turun 6,2% menjadi US$140,14 hingga berakhirnya perdagangan di Bursa New York.

Ini menjadi penurunan harian terbesar dalam satu hari selama empat bulan terakhir, dilaporkan Bloomberg News. Dalam satu tahun terakhir saham perusahaan naik lebih dari 300%, hingga membawa dampak peningkatan lanjutan kepada mitra Nvidia di Asia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dan Hon Hai Precision Industry Co atau Foxconn.

Dalam jangka pendek Nvidia terbilang prospektif dalam  tidak ada kenaikan jangka pendek seperti yang diharapkan beberapa investor. “Pengumuman Nvidia hari ini cukup signifikan, tetapi berefek panjang,” kata Stifel Financial Corp dalam sebuah laporan.

(wep)

No more pages