Sinta menyebut pemerintah sendiri ingin meningkatkan produksi minyak pada tahun ini.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi minyak akan meningkat pada semester II-2024 dengan masuknya kontribusi dari akselerasi pemboran sumur (termasuk program workover), salah satunya adalah dari Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) dan proyek onstream seperti lapangan Akatara dan Forel.
Proyek BUIC yang merupakan bagian dari Blok Cepu memiliki perkiraan tambahan minyak sebesar 42,92 MMBO melalui pengeboran 7 sumur di Lapangan Banyu Urip.
Proyek BUIC sendiri telah resmi berproduksi pada 9 Agustus 2024 yang berasal dari salah satu sumur, dari rencana pemboran sebanyak 5 sumur infill dan 2 sumur clastic oleh ExxonMobil Cepu Ltd sebagai Operator Blok Cepu.
Proyek ini diperkirakan akan berproduksi sekitar 20.000—30.000 BOPD dan diharapkan dapat menahan laju penurunan produksi.
Diketahui, lapangan Banyu Urip saat ini berkontribusi 25% produksi migas nasional dan merupakan lapangan minyak terbesar ke-2 di Indonesia dengan produksi rata-rata 144 ribu BOPD selama periode Januari hingga Juni 2024.
Sisa cadangan minyak bumi 2P (terbukti dan terukur) saat ini sebesar 405 MMBO. Sebagai salah satu pemegang Participating Interest di Blok Cepu melalui PJUC sebagai Perusahaan Asosiasi, hal ini tentunya menempatkan grup perseroan memiliki posisi yang sangat strategis untuk mendukung target pemerintah mencapai produksi minyak 1 juta barel minyak per hari pada 2030.
Kemudian, sebagai salah satu pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) di Blok Jabung melalui RETJ sebagai perusahaan anaknya, grup perseroan juga memperkuat portofolio migas serta membuka peluang lebih besar untuk memenuhi permintaan energi domestik yang terus meningkat.
“Saat ini produksi Blok Jabung selama periode Januari hingga Juni 2024 rata-rata sebesar 52 ribu BOEPD dan cadangan minyak dan gas bumi 2P sebesar 292 MMBOE. Dengan target pemerintah mencapai produksi gas 12 BSCFD pada 2030, hal ini menempatkan perseroan dalam posisi yang sangat strategis untuk mendukung target pemerintah tersebut," kata Sinta.
Strategi
Sinta menyebut dalam operasional yang sedang berjalan, strategi jangka pendek perseroan yakni memastikan keberlanjutan pendapatan yang telah diproyeksikan dari Blok Cepu dan Blok Jabung.
Hal ini dicapai dengan melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas produksi dan pengembangan lapangan yang dilakukan oleh mitra-mitra perseroan, termasuk ExxonMobil Cepu Ltd dan PetroChina International Jabung Ltd.
Dengan keterlibatan di kedua Blok tersebut, perusahaan anak dan perusahaan asosiasi perseroan memiliki estimasi hak atas produksi minyak dan gas bumi sebesar 1,2 MMBOE per tahun yang menjadi dasar proyeksi pendapatan jangka panjang.
“Perseroan akan senantiasa mengoptimalkan pendapatan bagi hasil dari blok-blok tersebut hingga mencapai batas keekonomian atau berakhirnya masa konsesi,” ujar Sinta.
Strategi jangka menengah perseroan berfokus pada pertumbuhan organik dengan meningkatkan PI di blok-blok migas yang sudah berproduksi. Perseroan akan menginvestasikan kembali laba yang diperoleh untuk memperbesar kepemilikan Participating Interest atau mengakuisisi blok-blok strategis lainnya di Indonesia.
“Selain itu, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan portofolio aset guna memaksimalkan profitabilitas,” tutur Sinta.
Lebih lanjut, perseroan juga akan mengevaluasi peluang investasi baru.Langkah ini didukung oleh keikutsertaan dalam blok migas strategis, seperti Blok Cepu dan Blok Jabung, yang memperkuat posisi perseroan sebagai pemain kunci di sektor hulu migas.
Perseroan, kata Sinta, optimistis dapat meningkatkan Participating Interest-nya dan memperluas peran dalam pengelolaan blok-blok migas di masa depan. Dengan pendekatan ini, RATU berharap dapat memposisikan diri sebagai pemain utama dalam industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Dalam jangka panjang, RATU bercita-cita untuk menjadi perusahaan yang tidak hanya memiliki PI di blok-blok minyak dan gas bumi yang sudah berproduksi, tetapi juga memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi operator yang mandiri.
Perseroan optimistis dapat memainkan peran kunci dalam eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak dan gas bumi baru di Indonesia, memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi.
(mfd/wdh)