Adapun, PT Bank Nano Syariah menjadi Bank Umum Syariah pertama di Indonesia yang didirikan dari hasil pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah PT Bank Sinarmas Tbk dan resmi beroperasi sejak 1 Januari 2024.
Lantas, siapa saja bank di Tanah Air yang tergabung dalam konglomerasi usaha? berikut daftarnya.
Daftar Bank Tergabung Konglomerasi Usaha:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Saat ini, PT Dwimuria Investama Andalan merupakan pemegang 54,94% saham PT Bank Central Asia Tbk. PT Dwimuria Investama Andalan merupakan entitas milik Budi Hartono dan Bambang Hartono atau yang kerap disapa Hartono Bersaudara, kakak beradik pemilik Grup Djarum. Adapun, Grup Djarum berkecimpung dalam rokok, properti, infrastruktur telekomunikasi dan sebagainya.
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA memiliki laba bersih Rp41,07 triliun per kuartal III-2024, naik 12,77% secara tahunan atau year-on-year dari Rp36,42 triliun pada kuartal III-2023.
2. PT Bank Mega Tbk (MEGA)
PT Bank Mega Tbk dimiliki oleh Chairul Tanjung melalui PT Mega Corpora. Menyitir laporan keuangan 2023, PT Mega Corpora memiliki saham PT Bank Mega Tbk sebesar 58,02%.
Sementara, 99,99% saham PT Mega Corpora dimiliki oleh PT CT Corpora yang berkecimpung dalam sektor media, ritel dan gaya hidup, serta perhotelan.
Bank Mega memiliki laba Rp1,99 triliun per kuartal III-2024. Angka itu turun 28,67% secara tahunan dibandingkan dengan Rp2,79 triliun per kuartal III-2023.
3. PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA)
PT Bank Mayapada Internasional Tbk dimiliki oleh Dato Sri Tahir yang merupakan pendiri dari Mayapada Group. Mayapada Group memiliki lini bisnisnya pada industri lain seperti jasa keuangan, kesehatan, hotel dan real estate, ritel khusus, media, pertambangan dan energi.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba Bank Mayapada adalah Rp24,41 miliar per semester I-2024. Angka ini turun 52,74% secara tahunan dibandingkan dengan Rp51,65 miliar pada periode sebelumnya.
4. PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU)
PT Bank Nationalnobu Tbk dimiliki oleh James Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia yang memiliki saham 23,96%.
Selain itu, PT Bank Nationalnobu Tbk juga menjadi bagian dari Lippo Group yang juga berkecimpung pada sektor lain, seperti perumahan, ritel, perhotelan, pendidikan, media, dan sebagainya.
Menyitir laporan keuangannya, Bank Nationalnobu memiliki laba bersih Rp226,25 miliar per September 2024. Angka ini tumbuh 116,72% dibandingkan Rp104,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
5. PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank)
PT Bank MNC Internasional Tbk merupakan milik Hary Tanoesoedibjo yang merupakan bagian dari MNC Group.
Menyitir situs resminya, MNC Group berkecimpung dalam sektor media, energi, serta hiburan dan perhotelan.
Berdasarkan laporan keuangannya, MNC Bank mencatat laba Rp49,46 miliar per September 2024. Angka ini turun 14,67% dibandingkan Rp57,96 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
6. PT Super Bank Indonesia (Superbank)
PT Super Bank Indonesia, dulunya PT Bank Fama Internasional, dimiliki oleh Grup Emtek melalui PT Elang Media Visitama dengan porsi 31,27%.
Grup Emtek didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang berkecimpung dalam sektor media dan digital, kesehatan, serta teknologi dan infrastruktur digital.
Menyitir laporan keuangannya, Superbank mencatat kerugian Rp285,73 miliar per kuartal III-2024. Angka ini naik 12,17% secara tahunan dibandingkan dengan Rp254,74 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
(dov/lav)