Ekonom: Biodiesel B50 Bukan Jalan Pintas RI Berhenti Impor Solar
Mis Fransiska Dewi
08 January 2025 11:00
Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom energi menilai keinginan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, dengan menaikkan mandatori biodiesel menjadi B50 pada 2026, bakal sangat berat untuk dicapai.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bakhtiar menilai B50 tidak bisa mengurangi impor solar secara total, tetapi memang bisa menekan secara signifikan. B50 dinilai dapat menambah volume produksi diesel cukup signifikan, sehingga unsur solar murni bisa berkurang banyak.
“Akan tetapi, memang perlu biaya dan ketersediaan anggaran karena juga masih disubsidi. Jadi sama-sama keluar biaya dan masih subsidi. Namun, bedanya, jika Indonesia memproduksi B50, maka devisa tidak keluar,” kata Bisman saat dihubungi, Rabu (8/1/2025).
Sekadar catatan, Presiden Prabowo Subianto di acara Qatar Economic Forum medio tahun lalu menyebut Indonesia mengimpor solar rata-rata senilai US$20 miliar per tahun (atau sekitar Rp323,69 triliun asumsi kurs saat ini). Untuk itu, dia berambisi memacu produksi biofuel di dalam negeri guna menekan impor solar.
Di sisi lain, Bisman berpandangan wacana penaikan level mandatori biodiesel dari B40 tahun ini ke B50 pada 2026 masih realistis untuk dilakukan karena bakal menambah porsi energi baru terbarukan (EBT), mengurangi impor BBM, dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).