Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, investor saat ini meyakini The Fed tidak akan menurunkan suku bunga lagi sebelum Juli 2025, karena risiko inflasi yang terus menguat.

Investor yang pada September kemarin masih memproyeksikan pemotongan suku bunga Fed pada Maret saat ini membatalkan prediksi tersebut, menggeser ekspektasi pemotongan hingga paruh kedua tahun depan.

Prediksi pemotongan suku bunga The Fed. (Sumber: Bloomberg)

Mencermati data terbaru pada Selasa yang menunjukkan pembukaan lapangan kerja di AS naik ke level tertinggi enam bulan pada November, terutama di sektor jasa bisnis, meskipun sektor lain menunjukkan permintaan tenaga kerja yang bervariasi.

Gubernur The Fed Bank of Atlanta, Raphael Bostic, dalam pernyataan terbaru menegaskan pentingnya sikap hati-hati mengingat kemajuan dalam menurunkan inflasi masih belum merata.

“The Fed kemungkinan akan beralih dari menurunkan suku bunga di setiap pertemuan, seperti antara September dan Desember, menjadi jeda di antara pemotongan pada 2025,” ujar Bill Adams dari Comerica Bank.

Proyeksi median yang dirilis dalam pertemuan Desember menunjukkan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan hanya akan ada dua kali pemotongan suku bunga sebesar 0,25% tahun ini.

Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa pejabat The Fed akan mencari kemajuan lebih lanjut pada inflasi sebelum menentukan penyesuaian suku bunga di masa depan.

Tim Research Phintraco Sekuritas memaparkan, Wall Street mengalami pelemahan di Selasa pada perdagangan sebelumnya. Pullback tersebut hampir menutup penguatan signifikan dalam 2 hari. Kondisi ini dipicu oleh respon pasar terhadap perbaikan data Ekonomi AS. 

“Indeks sektor jasa naik ke 64,4 di Desember 2024 dari 58,2 di November 2024 dan JOLTs Job Openings naik ke 8.09 juta di Desember 2024 dari 7.84 juta di November 2024,” mengutip riset Phintraco.

Data-data tersebut memicu keyakinan bahwa the Fed akan semakin firm dengan pendirian mereka yang less -aggressive terkait pemangkasan suku bunga di 2025.

Mencermati sentimen dalam negeri, IHSG masih ditopang oleh sentimen domestik, khususnya dari sejumlah stimulus fiskal di awal tahun ini. 

“Pertama adalah penerapan PPN 12% yang dibatasi untuk barang mewah, diskon tarif listrik di Januari–Februari 2025 dan dimulainya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Berbagai stimulus fiskal tersebut diharapkan mendorong konsumsi domestik di awal Kuartal I-2024.”

IHSG berpeluang catat technical rebound ke kisaran MA-5 di 7.100–7.130 di Rabu hari ini. Secara teknikal, peluang tersebut didasari pola lower shadow panjang pada perdagangan Selasa kemarin

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi JPFA, SSIA, PANI, SRTG, ADRO dan ESSA.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, belum ada perubahan signifikan pada pergerakan IHSG setelah tertahan di dekat area resisten MA-20. 

“Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika IHSG kembali turun di bawah support 6.931,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini yaitu BRPT, dan HEAL, SSIA.

(fad/aji)

No more pages