Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan Trump memicu respons tajam dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang menulis di media sosial X: “Tidak ada peluang sedikit pun Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat.” Sebuah survei terbaru menunjukkan lebih dari 80% warga Kanada menolak gagasan tersebut.

Sebelumnya, anggota pemerintahan Trudeau menganggap pernyataan Trump soal “negara bagian ke-51” hanyalah lelucon. Namun, Trump kembali melontarkan kritik pedas terhadap Kanada, dengan mengatakan AS tidak membutuhkan produk dari Kanada.

Ia mengatakan lebih suka memproduksi mobil di Detroit daripada bergantung pada rantai pasok otomotif kontinental yang sangat terintegrasi, dan tidak perlu membeli kayu atau susu Kanada. Mengenai kayu, Trump mengklaim dapat menggunakan perintah eksekutif untuk "membatalkan pembatasan", yang menyiratkan AS dapat meningkatkan pasokan domestik.

“Mereka seharusnya menjadi negara bagian, itu yang saya katakan kepada Trudeau ketika dia datang ke sini,” ungkap Trump, merujuk pada pertemuan di Mar-a-Lago pada akhir November.

Kanada adalah pemasok utama sejumlah komoditas penting bagi AS, termasuk minyak, uranium, dan kalium. Menanggapi ancaman Trump soal tarif 25%, pejabat Ottawa dilaporkan mempertimbangkan pajak ekspor untuk produk-produk tersebut jika terjadi perang dagang.

Dolar Kanada melemah terhadap dolar AS sejak ancaman tarif pertama kali dilontarkan Trump pada 25 November. Hingga pukul 16.29 waktu New York, nilai loonie turun 0,19% menjadi C$1,4360 per dolar AS.

Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (06/01/2025), dengan alasan kurangnya dukungan dari internal Partai Liberal untuk menghadapi pemilu tahun ini.

Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, menulis di media sosial bahwa Kanada “tidak akan mundur menghadapi ancaman.” Joly disebut sebagai kandidat potensial pengganti Trudeau.

Sementara itu, Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif yang diprediksi unggul dalam pemilu mendatang, menegaskan bahwa Kanada “tidak akan pernah” menjadi negara bagian AS.

Merespons pernyataan tersebut, Trump mengatakan, “Mungkin dia tidak akan menang. Tapi mungkin dia akan. Saya tidak peduli apa yang dia katakan.”

Poilievre kemudian memperkuat pendapatnya di media sosial, menyoroti peran Kanada dalam mendukung keamanan AS, menyediakan energi murah, serta mengonsumsi produk Amerika. Dia menyebut pemerintah Kanada saat ini “lemah dan menyedihkan” karena gagal menegaskan hal-hal tersebut.

“Kami akan mengutamakan Kanada,” tegasnya.

Pemimpin Partai Demokrat Baru, Jagmeet Singh, juga menanggapi Trump: “Tidak ada warga Kanada yang ingin bergabung dengan Anda.”

(bbn)

No more pages