Logo Bloomberg Technoz

“Cadangan emas PBoC pada 2024 naik 44 ton dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2.280 ton,” ungkap Krishan Gopaul, Analis Senior World Gold Council, dalam unggahan di media sosial.

Sejak 2023, PBoC rajin memborong emas. Langkah ini terbukti menjadi salah satu pendongkrak harga emas, yang tahun lalu berkali-kali mencetak rekor tertinggi.

Ke depan, pelaku pasar memperkirakan bahwa PBoC akan terus memupuk emas di brankas mereka. Ini dilakukan sebagai diversifikasi dari ketergantungan akan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkat kredibilitas yuan di percaturan dunia. Saat ini, porsi emas baru sekitar 5% dari total cadangan devisa Negeri Tirai Bambu.

“PBoC akan terus mengarahkan cadangan devisa mereka menuju emas, karena porsinya baru 5%. Lebih rendah dibandingkan India yang 9,3%, atau Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa yang lebih banyak lagi,” sebut Hamad Hussain, Assistant Climate and Commodities Economist di Capital Economics, dalam risetnya.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas hari ini? Apakah masih kuat menanjak atau justru melorot?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sudah menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 52,37. 

RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI emas tipis saja di atas 50, sehingga masih cenderung netral.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 89,42, Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, investor patut waspada dengan koreksi harga emas. Target support terdekat adalah US$ 2.641/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.629/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.653/troy ons, yang menjadi MA-50. Penembusan di titik ini berpotensi mengatrol harga emas ke arah US$ 2.668/troy ons.

(aji)

No more pages