Menurut Mark Streiber dari FHN Financial, laporan terbaru sektor jasa AS mendukung pernyataan The Fed bahwa pemotongan suku bunga akan melambat pada 2025 karena risiko kenaikan harga. Gubernur The Fed Bank of Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan pentingnya sikap hati-hati mengingat kemajuan dalam menurunkan inflasi masih belum merata.
“The Fed kemungkinan akan beralih dari menurunkan suku bunga di setiap pertemuan, seperti antara September dan Desember, menjadi jeda di antara pemotongan pada 2025,” ujar Bill Adams dari Comerica Bank.
Indeks S&P 500 melemah 1,1%, sementara Nasdaq 100 turun 1,8%. Indeks “Magnificent Seven” yang berisi saham-saham megacap anjlok 2,5%. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik enam basis poin menjadi 4,68%. Di Inggris, imbal hasil obligasi 30 tahun mencapai level tertinggi sejak 1998, meningkatkan kemungkinan kenaikan pajak untuk memenuhi aturan fiskal. Sementara itu, Bitcoin jatuh di bawah US$100.000, sementara harga minyak dan emas naik.
Di Australia, imbal hasil obligasi 10 tahun naik lima basis poin mengikuti pergerakan di AS pada Rabu (08/01/2025) pagi.
Dengan imbal hasil Treasury yang kembali meningkat, analis Bank of America memperkirakan bahwa data ekonomi yang kuat dapat dianggap negatif oleh pasar, karena memperkuat alasan The Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Indikasi lain dari kekhawatiran pasar obligasi terlihat pada "term premium"—imbal hasil tambahan yang diminta investor untuk menahan obligasi jangka panjang alih-alih memperpanjang obligasi jangka pendek. Angka ini baru-baru ini mencapai level tertinggi sejak 2015.
Imbal hasil obligasi 10 tahun telah naik lebih dari satu poin persentase penuh sejak penutupan sehari sebelum pemotongan suku bunga pertama The Fed pada pertengahan September, menurut analis Bespoke Investment Group. Dengan level saat ini, obligasi mendekati area "sangat murah" menurut model nilai wajar perusahaan tersebut.
“Walaupun kami ingin mengatakan kondisi terburuk sudah berakhir, tidak ada indikasi bahwa posisi short telah habis atau data mendukung reli durasi,” kata Thomas Tzitzouris dari Strategas. “Namun, hal ini bisa berubah pada Jumat saat data ketenagakerjaan dirilis. Kami juga mengantisipasi aksi ambil untung pada posisi short obligasi sebelum Kamis, mengingat pasar saham akan libur.”
(bbn)