Tak luput, Rosan menegaskan bahwa pemerintah juga turut berkomitmen untuk mengundang vendor-vendor lainnya. Sehingga, dengan demikian, nilai investasi Apple diharapkan bisa terus meningkat. "Sehingga komitmen dari US$1 miliar dari Apple ini bisa terus meningkat. Kita harapkan kalau vendornya tadi kita bicarakan kalau kita lihat dengan Thailand itu kan lebih dari 23 vendor, dengan Vietnam 30 vendor lebih."
"Nah dengan begitu structure yang kita pakai memang sama, sama seperti yang mereka investasikan di negara-negara ASEAN lainnya. Jadi memang itu yang kita bicarakan," pungkasnya.
Meski begitu, ditemui secara terpisah, sebelumnya pihak Apple Inc juga telah bertemu dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Usai pertemuan sekaligus negosiasi yang berlangsung selama hampir 2 jam tersebut, Nick Amman --pejabat perwakilan Apple, hanya memberikan isyarat jika diskusi perusahaan bersama pemerintah Indonesia telah berjalan cukup bagus.
"Diskusi [yang berjalan] cukup bagus," ujar Nick saat ditemui wartawan di kantor Kemenperin.
"Terima kasih, terima kasih."
Sebagai catatan kilas balik, Apple memang telah menyampaikan minat investasinya di Indonesia sebesar US$1 miliar. Hal ini juga sebagai langkah penghapusan pemblokiran produk gawai iPhone 16 di Indonesia.
Apple Inc menyampaikan rencana membangun pabrik di Batam. Fokus fasilitas ini untuk memproduksi AirTags dengan estimasi penyerapan sekitar 1.000 tenaga kerja. Pemilihan Batam karena akses yang lebih dekat dari Singapura, sekitar 45 menit dengan kapal feri. Batam juga masuk zona perdagangan bebas hingga perusahaan-perusahaan yang yang di sana bebas dari pungutan pajak (PPnBM), juga bea masuk, mengutip dari dari Bloomberg News.
(prc/spt)